BACA JUGA: Tak Diawasi, Malah jadi Alat Intimidasi Petugas
Siapa saja mereka dan bagaimana pula rekam jejak karirnya"Kemarin adalah hari yang istimewa bagi Bayu Krishnamurti
BACA JUGA: Pagi Buyung Yoga, Anis Sempatkan Bertemu Anak
Dan, yang membuatnya bangga, dia dilantik oleh Presiden SBY. "Sebuah kehormatan karena ini kali pertama saya dilantik presiden di istana," ujar pria 43 tahun itu bersemangatSelain Bayu, ada empat wakil menteri yang dilantik Presiden SBY
BACA JUGA: Dokter Jangan Hanya Menunggu Orang Sakit di Poliklinik
Mereka adalah Deputi Menko Perekonomian Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Bambang Susantono sebagai wakil menteri perhubungan, Dirjen Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum (PU) Hermanto Dardak sebagai wakil menteri PU, Deputi Menko Perekonomian Bidang Kerja Sama Ekonomi dan Pembiayaan Internasional Mahendra Siregar sebagai wakil menteri perdagangan, dan Dirjen Kelautan, Pesisir, dan Pulau Kecil Departemen Kelautan dan Perikanan Alex Retraubun sebagai wakil menteri perindustrianKemarin Bayu mengatakan bangun lebih pagi daripada biasanyaMeski agenda pelantikan di Istana Negara dilaksanakan pukul 09.00 WIB, pagi pukul 06.00 dia sudah meninggalkan rumahnya di Bogor"Nervous sih tidak, cuma saya bangun sejam lebih awal daripada biasanyaJadi, jam enam sudah siap berangkat," terangnya, lantas tersenyum.
Pria kelahiran Manado itu memang memiliki track record cukup moncer di pemerintahan."Selain menjabat deputi Menko Perekonomian Bidang Pertanian dan Kelautan, dia aktif di Komnas Flu Burung sebagai ketua pelaksana harianSelain itu, Bayu menjabat ketua Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia
Di luar itu semua, masih tersisa segepok kegiatan lain, seperti mengajar di Fakultas Pertanian IPB dan menjadi pembicara di berbagai ajang seminar."Ya, tiap hari memang padat sampai hobi saya membaca buku sering terhalang," jelasnyaKarena itu, Bayu menyatakan tidak kaget jika pada jabatan baru sebagai wakil menteri pertanian (Wamentan) nanti dirinya semakin sibukUntuk menunjukkan komitmennya kepada bangsa dan negara, Bayu rela tidak digaji ketika bekerja sebagai WamentanSebab, memang saat ini dia juga masih merangkap jabatan sebagai deputi Menko Perekonomian
"Digaji satu saja sudah lebih dari cukupKarena itu, saya siap bekerja tanpa digaji," ujarnyaJabatan Wamentan, menurut dia, bukan tugas mudah karena harus bisa menyukseskan program menteri dan mendukung kinerjanya secara maksimalNamun, pada hari pertama bekerja kemarin, dia belum mendatangi kantor Mentan di Ragunan, Pasar MingguBahkan, Bayu belum bertemu dengan Mentan Suswono"Saat ini beliau memang masih bertugas di BruneiJadi, mungkin baru besok (hari ini, Red) kami bertemu," kata Bayu.
Dia menceritakan, ada satu orang yang selama ini berperan penting hingga dirinya meraih kesuksesanDia adalah sang ibunda, Ny Marifatin"Sebelum dilantik, saya pamit ke beliauDan, beliau sangat bangga," katanyaBagi Bayu, ada hal lain yang lebih penting daripada pekerjaannya, yakni peran keluargaBayu menyatakan selalu ingin menjadi ayah dan pemimpin yang baik bagi keluarganyaKarena itu, jika ada waktu luang, dia selalu menyempatkan diri berkumpul dengan keluarga.
"Misalnya, berekreasi ke suatu tempat, ke daerah pantai atau pegununganMemang, kalau ada waktu luang, saya gunakan untuk berlibur dengan keluargaDan, itu saya kira memberikan support besar bagi kelangsungan karir," ujar doktor bidang ekonomi pertanian dari IPB (1998) itu.Berbeda dengan Bayu yang belum sempat mengunjungi Kantor Departemen Pertanian, Bambang Susantono yang kemarin dilantik menjadi wakil menteri perhubungan langsung menyambangi Kantor Departemen Perhubungan di kawasan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.
Bambang mengatakan, dirinya datang untuk memperkenalkan diri kepada para pejabat dan pegawai di lingkungan Departemen Perhubungan yang kebetulan sedang mengadakan rapat koordinasi"Sektor perhubungan ini bukan lingkungan yang asing bagi sayaCuma, baru sekarang secara formal saya masuk," ujarnya kemarin.
Selama ini sepak terjang Bambang di sektor transportasi Indonesia memang tidak diragukan lagiSejak 2004 hingga saat ini, dia aktif sebagai ketua umum Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI)Ditanya tentang terobosan apa yang akan diusungnya, Bambang menjawab singkat"Menghilangkan sekat-sekat birokrasi," katanya mantap.Untuk itu, Bambang akan membangun sifat cair dalam lingkungan Departemen PerhubunganTermasuk, untuk berhubungan langsung dengan pejabat di semua level"Fleksibel sajalah dalam koordinasi," ucapnya.
Sosok Bambang yang sementara masih merangkap jabatan deputi Menko Perekonomian Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah memang dikenal supel, baik di lingkungan pegawai Kantor Menko Perekonomian maupun para wartawanLulusan teknik sipil ITB itu juga terkenal cair dan tidak ribet dalam hal birokrasi.
Terkait fasilitas yang bakal diterima sebagai wakil menteri, Bambang juga tidak terlalu memikirkanSaat ditanya tentang rencana pemberian mobil dinas baru untuk anggota kabinet, Bambang hanya tertawa"Soal itu tidak usah dipikirkan lahPakai (mobil) yang lama itu juga tidak masalah," ujarnya sambil menunjuk mobil Honda All New CR-V warna hitam yang merupakan mobil dinas deputi Menko Perekonomian.
Dia juga lebih memilih membicarakan mengenai program pengembangan sektor perhubungan bila dibandingkan dengan membicarakan fasilitas dan privilege yang akan didapat sebagai wakil menteri.Dengan bekal pendidikan program pascasarjana di Universitas California Berkeley, program MCP untuk perencanaan kota dan wilayah, MSCE untuk teknik transportasi, serta gelar doctor of philosophy (PhD) di bidang perencanaan infrastruktur, Bambang memang sangat fasih berbicara mengenai sektor perhubungan." Reputasi Bambang tidak hanya sebatas di IndonesiaSaat ini, Bambang aktif sebagai anggota Dewan East Asia Society of Transportation Studies EASTS yang berpusat di Tokyo, Jepang, serta anggota Dewan SouthNorth Foundation yang berpusat di Johanesburg, Afrika Selatan.
Di tengah kesibukannya, Bambang masih sempat mengajar dan membimbing tesis di Program Pascasarjana UI serta produktif menulis buku dan artikel di bidang transportasi-infrastruktur.H ingga kini, tidak kurang dari 17 buku berbahasa Indonesia dan Inggris yang lahir dari tangannyaDi antaranya, Infrastruktur Indonesia dalam Perspektif Pembangunan, dan Jangan Hanya Bisa Mengeluh Macet: 1001 Wajah Transportasi Kita Tips Praktis Nyaman dan Aman di Jalan(kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dibalik Najwa Shihab Taklukkan Ary Muladi
Redaktur : Auri Jaya