JAKARTA - Karakter konsumen Indonesia yang sensitif harga membuat penjual BBM nonsubsidi bersaing lewat pricing strategySejumlah produsen BBM nonsubsidi pun terlihat makin agresif memainkan harga
BACA JUGA: Produksi Chevron Masih di Bawah Target
VP Komunikasi PT Pertamina (Persero) Mochamad Harun mengatakan, pricing strategy merupakan salah satu cara untuk bersaing di pasar BBM nonsubsidi.Kini, Pertamina akan menempuh cara yang cukup ekstrem, yakni mempercepat frekuensi penyesuaian harga
BACA JUGA: KS Pakai Kertas Kemas Lokal
Nanti, akan dipercepat bisa satu minggu, tiga hari, atau dua hari,’’ ujarnya saat ditemui di DPR, Rabu lalu (1/6)Padahal, sebelumnya ketika harga Pertamax masih Rp 7.000 per liter, konsumsi Pertamax bisa 2.500 kiloliter per hari
BACA JUGA: Infrastruktur Dorong Pertumbuhan
Sebenarnya, kata Harun, Pertamina ingin melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi setiap hari seperti yang diberlakukan di banyak negara lain’’Tapi, kami dapat masukan dari operator SPBU yang merasa kesulitanJadi realistisnya mungkin ya satu minggu sekali, atau tiga, maksimal dua hari sekali,’’ katanya.Pertamina sendiri sudah mencoba menerapkan evaluasi harga per dua hariSetelah menaikkan harga Pertamax cs pada 16 Mei, Pertamina kemudian menurunkan harga pada 30 MeiDua hari kemudian pada 1 Juni, Pertamina kembali menurunkan hargaDi Jakarta, harga Pertamax turun dari Rp 8.900 per liter menjadi Rp 8.400 per liter dan Pertamax Plus turun dari Rp 9.250 per liter menjadi Rp 8.850 per literAdapun di Surabaya, harga Pertamax turun dari Rp 9.200 per liter menjadi Rp 8.900 per liter dan Pertamax Plus turun dari 9.450 per liter menjadi Rp 9.250 per liter.
Jika dicermati, penyesuaian harga Pertamina tersebut tidak terlepas dari persaingan dengan kompetitornyaDi Jakarta, ketika pada 30 Mei Pertamina menurunkan harga Pertamax cs sekitar Rp 350 per liter, Shell ikut menurunkan harga hingga Rp 600 per literAkibatnya, harga BBM Shell Super 92 menjadi Rp 8.450 per liter atau lebih murah dari Pertamax yang Rp 8.900 per literNamun, sejak 1 Juni harga Pertamax menjadi lebih murah karena diturunkan lagi menjadi Rp 8.400 per liter
Dengan penurunan 1 Juni lalu, harga Pertamax cs Pertamina menjadi sangat kompetitifTercatat di Jakarta, Shell memasang harga Rp 8.450 per liter untuk Super (RON 92) dan Super Extra Rp 8.900 per literAdapun Petronas memasang harga Rp 8.450 per liter untuk Primax 92 dan Primax 95 Rp 9.200 per literSedangkan Total membanderol Performance 92 seharga Rp 8.450 per liter dan Performance 95 Rp 8.900 per liter.
Selain mempercepat evaluasi harga, lanjut dia, Pertamina kini menerapkan sistem kluster untuk penjualan Pertamax csSelama ini, Pertamina menetapkan harga sama untuk setiap regionMisalnya, harga di Unit Pemasaran (UPMs) III yang meliputi Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) semua ditetapkan sama’’Dulu ada perbedaan harga khusus untuk SPBU bersaing, tapi sekarang skemanya diubah,’’ terangnyaSPBU bersaing adalah SPBU yang berdekatan dengan SPBU kompetitor
Dengan sistem klaster itu, harga Pertamx cs di wilayah Jakarta dan wilayah lain yang sama-sama berada di region UPMs III bisa berbedaTercatat, harga Pertamax di Jakarta per 1 Juni ditetapkan Rp 8.400 per liter, sedangkan harga di Bogor, Tangerang, Depok, dan Bekasi sebesar Rp 8.450 per literSedangkan wilayah lain di UPMs III sebesar Rp 8.600 per liter’’Di UPMs lain akan diterapkan sistem klaster seperti di UPMs III,’’ ujarnya.
Ketua Umum Himpunan Wiraswasta Minyak dan Gas (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi mengatakan, kompetisi antarpenjual BBM nonsubsidi akan menguntungkan masyarakat karena harga antarproduk menjadi kompetitif’’Ini pricing policy hal biasa dalam persaingan bisnis,’’ katanya(owi/aan/oki)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemda Bentuk Konsorsium Kelola Inalum
Redaktur : Tim Redaksi