MANADO - Indikasi penyebab kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Premium dan Solar, mulai terkuakSalah satunya ditengarai aksi borong Sejumlah perusahaan besar yang tak patut menggunakan BBM bersubsidi
BACA JUGA: Enggan Dialog, Ahmadiyah di NTB Dilarang
Pantauan di SPBU Boulevard, kepergok 4 mobil tronton pengangkut alat berat milik PT Cipta Beton Sinar Perkasa, yang bekerja di Kawasan Mega Mas, mengisi solar di atas kuota yang ditetapkan Gubernur Sulut maksimal 20 liter per hari mobil non angkutan umumSebuah mobil tronton warna hijau kedapatan mengisi tanki masing-masing 77,82 liter dan sebuah mobil tronton Nomor polisi DB 8052 AS mengisi 92,942 liter
BACA JUGA: Pajak Kendaraan Ganda Diberlakukan di Banyumas
Duanya lagi tidak diketahui berapa banyak mengisi SolarBACA JUGA: Satu Keluarga Tewas Tertabrak Kereta
Kejadian ini ditepis Ivone Rantung supervisor SPBUDia mengaku mengisi BBM sesuai dengan peraturan"Peraturan kan cuma berjalan satu minggu, jadi minggu selanjutnya akan normal kembaliYang jelas jika ada yang melanggar itu bukan kesalahan saya, tapi operatorlah yang kurang disiplin,"aku Ivone.
Di belakang truck tronton tersebut terlihat mobil DB 33 A dari Dinas Kelautan Manado, Adam yang masih mengenakan pakain dinasnya mengatakan tetap berjalan pada peraturan yang ditetapkan"Kami, merasa perihatin atas peraturan yang dikeluarkan pemerintah, karena ketetapan yang dikeluarkan dalam liter, tetap dilanggar," ungkap Adam yang kewalahan menunggu
Rony Manajer PT Cipta Beton Sinar Perkasa, asal Makassar tidak ada di tempat"Kami tidak bisa memberikan komentar apapun masalah BBMNamun bila, ada pelanggaran yang dilakukan pihak kami maka konsultasikan langsung ke manajer kami," ungkap Karmila (27), bagian Administrasi PT Cipta Beton Sinar Perkasa.
Sementara di SPBU Sario kondisinya agak berbedaSalah satu operator SPBU Sario Jones S mengaku, kewalahan melayani pembeliBuktinya kemarin, mobil pribadi diisi 32,390 liter"Kami sebagai manusia biasa, khilap dengan apa yang saya lakukan, karena mulai dari siang hingga sore, tidak pernah istrahat melayani konsumenBahkan mobil pribadi atau umum jarang kami perhatikan," ungkapnya.
Sementara itu di SPBU Politeknik, SPBU Kairagi Kecamatan Mapanget, SPBU Paal Dua, SPBU Tikala Kumaraka Kecamatan Tikala, SPBU Teling, SPBU Bolevard Kecamatan Wenang, SPBU Tanjung Batu, SPBU Winangun Kecamatan Wanea, SPBU Sario Kecamatan Sario, SPBU Malalayang Kecamatan Malalayang, serta SPBU Sindulang Kecamatan Tuminting, dan SPBU Kombos Kecamatan Singkil, rata-rata masih melanggar aturanDi SPBU Sindulang misalnya, mobil pick-up DB 8279 AM Dinas Kebersihan Kota Manado mengisi solar 30 liter, namun setelah ditanyai pengemudinya dia mengaku 20 atau 30 liter itu wajar
Sedangkan di SPBU Kombos pukul 15.00 Wita semua jenis BBM habis, senasib dengan SPBU Tanjung Batu, kecuali Pertamax masih ada persediaaan" Bensin dan Solar, baru-baru habis, tinggal Pertamax yang ada," ujar Rudy supervisor SPBU Tanjung Batu.
Kristanto, Fuel Retail Marketing Region VII, Pjs Sales Manager Manado mengatakan SPBU tidak berhak memberikan BBM secara berlebihan pada kendaraan pribadi"Jenis kendaraan apapun, pihak pengawas SPBU harus mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan operatornyaMeningkatkan kedisiplinan kerja adalah hal yang utama,"ungkap Kristanto.
Dia berjanji akan menemui langsung pengawas Pertamina jika mendapatkan laporan pelanggaran"Kebijakan kami berikan pada setiap supervisor (Pengawas SPBU, red), tapi jika diabaikan, terpaksa harus diperoses secar hukum," ungkapnya(stoa/tr-13/ham)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hujan Panas, Riau Rentan DBD
Redaktur : Tim Redaksi