BBM Turun, Organda Ogah Turunkan Tarif Angkot

Senin, 05 Januari 2015 – 01:05 WIB
BBM Turun, Organda Ogah Turunkan Tarif Angkot. Foto: Ilustrasi/Dokumen JPNN.com

jpnn.com - PURWAKARTA - Harga BBM bersubsidi yang resmi turun per 1 Januari lalu, tidak berdampak pada tarif  angkutan umum. Sebagian besar sopir angkutan kota (angkot) di Purwakarta masih menarik ongkos Rp4.000 kepada  penumpangnya.

Kusnadi (32), warga Maracang mengaku, dirinya masih diminta tarif ongkos yang sama, meski harga premium sudah turun. Saat menggunakan angkutan angkot Jalur 07 jurusan Maracang-Simpang, sang sopir masih meminta ongkos Rp4.000 kepada penumpangnya.

BACA JUGA: PNS Bolos Disanksi Tunjangan Dipotong

"Enggak turun ongkos, masih sama Rp 4 ribu," katanya kepada Pasundan Ekspres (Grup JPNN.com), Minggu (4/1).

Kusnadi berharap, saat harga bahan bakar sudah mengalami penurunan, pemerintah dapat menyesuaikan tarif angkutan yang lebih murah. Menurutnya, selisih pendapatan, akibat penurunan bahan bakar yang berimbas pada tarif angkutan dapat dialihkan pada kebutuhan lainnya.

BACA JUGA: Jalan Provinsi Ambles, Warga Diminta Waspada

"Jika bensin sudah turun, harusnya ongkos juga ikut turun. Jadi bisa beli yang lain," cetus Kusnadi.

Sulaeman (35), pengemudi angkot Jalur 07 mengatakan, hingga kini dirinya tidak menemui penumpang yang komplain terhadap tarif yang ditetapkan. Hanya saja dirinya lebih sadar jika ada penumpang yang tidak membayar sesuai tarif.

BACA JUGA: Truk Muatan Jeruk Hantam Bus, Satu Tewas

"Hitung-hitung subsidi silang, sampai hari ini, kita masih menarik tarif Rp 4 ribu. Alhamdulillah, penumpang tidak ada yang komplain," katanya.

Senada juga dikemukakan pengemudi angkot lainnya, Yayan Sopian (36). Dia mengatakan tidak begitu mempermasalahkan jika ada penumpang yang membayar kurang.

"Apalagi penumpang yang jaraknya dekat, kita toleransi saja," ujarnya.

Yayan mengungkapkan, penyesuaian harga premium dan solar membuat penghasilan mereka sedikit bertambah. Karena biaya operasional untuk membeli bahan bakar berkurang.

"Turun harga bensinnya juga sedikit. Jadi dengan ongkos yang biasa Rp 4 ribu, hanya nambah sedikit saja keuntungan kami," katanya.

Dia menolak keinginan penumpang untuk menurunkan ongkos. Sebab, menurut dia meskipun harga BBM turun, biaya perawatan kendaraan dan sparepart tidak turun. Ditambah lagi jumlah setoran juga tidak turun.

"Jika setoran juga tidak berubah, bahan bakar yang lebih murah juga belum banyak menguntungkan," ungkapnya.

Dihubungi terpisah, Sekretaris DPC Organda Kabupaten Purwakarta, Andreas Lagimin mengatakan, belum berkomunikasi dengan pemerintah terkait dampak penurunan harga BBM pada tarif angkutan.

Menurut dia, penurunan harga BBM hanya menambah penghasilan sopir angkutan sebesar Rp200. Karena saat premium dan solar sempat naik Rp2.000 per liter, tarif rata-rata naik Rp 1.000.

"Kami (Organda) masih teliti lagi dampak penurunan BBM terhadap tarif angkutan. Tapi penurunannya hanya berdampak tipis bagi sopir. Sebisa mungkin, tidak ada penurunan tarif," ungkapnya.

Jika pun harus diturunkan menurut dia, paling realitis tarif angkot berkurang Rp500 dari yang berlaku saat ini.(yus/din/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Elpiji 3 Kg Kembali Langka di Batam


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler