jpnn.com, BEKASI - Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi Mulai menggelar program Competency Based Training (CBT) atau Pelatihan Kerja Berbasis Kompetensi (PBK) tahap 1 tahun 2018.
Kegiatan ini diikuti sebanyak 576 peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
BACA JUGA: Kemnaker Gagalkan Pengiriman TKI Ilegal ke Timur Tengah
Kepala BBPLK Bekasi Helmiati Basri mengatakan pelatihan kerja ini adalah wujud nyata program perluasan kesempatan kerja melalui pembinaan pelatihan keterampilan kerja pada masyarakat sekaligus upaya mempercepat pengurangan pengangguran.
“Pemerintah mempercepat pelaksanaan program pelatihan berbasis kompetensi untuk meningkatkan penguatan kualitas dan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia,” kata BBPLK Bekasi Helmiati Basri saat membuka Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) Tahap I Tahun 2018 di BBPLK, Bekasi, Jawa Barat, Senin (22/1).
BACA JUGA: Menteri Hanif Pengin Liga Pekerja Lahirkan Pemain Timnas
Pembukaan PBK ditandai dengan penyematan tanda peserta oleh Helmiati Basri secara simbolis kepada empat peserta PBK yang berasal dari 4 kejuruan yaitu bidang Elektronika, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Refrigeration (mesin pendingin) dan Pariwisata.
Dalam arahannya, Helmiati mengatakan, program ini dimaknai sebagai upaya pemberian kemampuan pelatihan kerja kepada warga masyarakat yang membutuhkan keterampilan sebagai bekal untuk bekerja atau berwirausaha.
BACA JUGA: Menaker Hanif Dorong Pemda Bikin K3 di Wilayahnya
Menurut Helmiati, pada era globalisasi saat ini, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin berkembang pesat.
Hampir setiap saat, perubahan itu selalu terjadi pada setiap sektor kehidupan masyarakat.
Sementara di sisi lain, disepakatinya Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN atau bahkan Kawasan Asia (AFTA) dan juga memasuki era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi permasalahan sekaligus tantangan tersendiri yang harus dihadapi bersama.
"Pemerintah menyadari bahwa peningkatan SDM merupakan salah satu kunci dalam mengatasi permasalahan ketenagakerjaan ini. Hal ini termasuk dalam upaya menghadapi Persaingan Bebas Asean yang kita kenal dengan istilah MEA dimana kita dituntut menyiapkan tenaga kerja yang kompeten,” imbuh Helmiati.
"Kita optimis bahwa dengan mendapatkan pelatihan ini, para peserta nantinya akan sukses dan memiliki skill untuk menjadi calon tenaga kerja terampil dan lebih bisa diterima oleh dunia industri," katanya.
Helmiati menambahkan untuk membekali peserta PBK, pihaknya menerapkan tidak hanya dari sisi kemampuan teknis (hard skill) semata tapi juga wawasan industri, etika dan motivasi atau softskill yakni kemampuan interpersonal.
Helmiati berpesan kepada seluruh 576 peserta PBK agar bisa mengikuti seluruh tahapan dan proses pelatihan ini secara serius dan sungguh-sungguh.
"Ikuti dengan baik pelatihan yang akan berjalan ini, karena ilmu dan keterampilan merupakan investasi masa depan yang tidak ternilai harganya. Manfaatkan kesempatan ini untuk masa depan yang lebih baik,” kata Helmiaty.(jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pidana Perdagangan Orang di Pondok Kopi Terus Diselidiki
Redaktur & Reporter : Natalia