Bea Cukai Beri Asistensi Ekspor untuk Pelaku UMKM Daerah

Rabu, 03 Maret 2021 – 20:17 WIB
Bea Cukai terus berupaya meningkatkan ekspor daerah. Foto: Bea Cukai.

jpnn.com, JAKARTA - Bea Cukai terus berupaya untuk mendorong potensi ekspor. Bea Cukai juga ingin menghapuskan stigma bahwa ekspor sulit dilakukan untuk pelaku usaha kecil dan menengah.

Bea Cukai Gresik, misalnya, menyambangi beberapa pelaku usaha yang memiliki potensi ekspor.

BACA JUGA: Bea Cukai Gerebek Rumah Penimbun Rokok Ilegal, Ini Hasilnya

“Tim asistensi ekspor kami mendatangi UMKM yang memproduksi mi bandeng dan olahan ikan lainnya dan UMKM UD Yusrina yang memproduksi sarung tenun khas Gresik,” ungkap Kepala Kantor Bea Cukai Gresik Bier Budy Kismulyanto.

Tim Bea Cukai Gresik memberikan asistensi berupa pembuatan nomor induk berusaha (NIB) ekspor dan edukasi terkait tata laksana ekspor.

BACA JUGA: Aglaonema Asal Aceh Tembus Pasar Ekspor Jepang

“Kami berharap dengan adanya asistensi ini para pelaku usaha ini dapat segera mengekspor produksi mereka,” ungkap Budy.

Sementara, Bea Cukai Kediri menggandeng Aosisasi Mitra Mandiri IKM Creative menggelar asistensi terkait perhitungan biaya dan harga jual produk ekspor.

BACA JUGA: Ekspor Pertanian Indonesia Salah Satu Terbaik di Dunia

Pimpinan Asosiasi Mitra Mandiri IKM Creative, Abdur Rasyid menyampaikan teknis dan langkah sebelum melakukan ekspor.

Menurutnya, IKM harus mempunyai kesiapan mental, memahami produk yang akan dipasarkan, dan mempunyai inovasi serta kreativitas dalam membaca peluang pasar. 

“Perlu kejelian dalam melakukan perhitungan harga untuk pangsa pasar ekspor, karena dalam harga produk, tentu perhitungan biaya produksi, biaya logistik dan tentunya keuntungan penjualan,” ujarnya.

Humas Bea Cukai Kediri Hendratno Argosasmito menyatakan pihaknya berkomitmen mewadahi para pelaku IKM dalam mengembangkan pengetahuan terkait ekspor.

"Seperti yang sudah pernah disampaikan oleh Kepala Kantor Wilayah Bea Cukai Jawa Timur II Oentarto Wibowo bahwa IKM harus mempunyai tiga aspek," paparnya.

Aspek pertama adalah kualitas dari produk.

Aspek kedua adalah kuantitas dari produksi.

Aspek ketiga adalah kontinuitas dari hasil produksinya.

"Bila sudah mempunyai ketiga aspek tersebut, maka IKM tersebut sudah siap bersaing pada pangsa Internasional,” tegasnya.

Bea Cukai Tasikmalaya juga menggelar sharing session terkait ekspor bersama pengusaha UMKM di bidang makanan di wilayah tersebut.

Tim Penyuluhan Bea Cukai Tasikmalaya Ismail Hakim mengatakan bahwa Bea Cukai Tasikmalaya akan terus mendorong UMKM untuk melakukan ekspor.

“Bea Cukai bersama Instansi pemerintah lainnya akan memberikan dukungan yang maksimal kepada bapak ibu sekalian. Bea Cukai berkomitmen untuk membantu dan mempermudah pengusaha UMKM untuk ekspor," ujar Ismail.

Selain merupakan fungsi Bea Cukai dalam memberikan asistensi terhadap para pengusaha UMKM, hal ini dilakukan sebagai bentuk pelaksanaan program pemulihan ekonomi nasional (PEN).

UMKM sendiri punya peranan penting dalam PEN. Karena dalam UMKM dilibatkan masyarakat luas sebagai pekerjanya.

“Harapan kami jika UMKM makin berkembang, maka akan makin banyak tenaga kerja yang dibutuhkan, masyarakat dapat meningkat daya beli sehingga mampu menjalankan roda perekonomian," kata Tim Penyuluhan Bea Cukai Tasikmalaya Didin Samsudin.

Sebagai contoh, lanjut Didin, jika pekerja UMKM mampu berbelanja di warung di desanya, maka pemilik itu punya uang kembali untuk membeli kebutuhannya.

"Jadi, akan ada yang diuntungkan, uang itu akan terus berputar dan menggerakan perekonomian," katanya.

Sementara itu, Bea Cukai Gorontalo memberikan asistensi pengusaha berpotensi ekspor dengan komoditas berupa briket dan tanaman porang.

"Ini adalah bentuk komitmen Kementerian Keuangan, khususnya Bea Cukai untuk memberikan dukungan terhadap perekonomian yang optimal," kata Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Penyuluhan Fajar Marttuelan memaparkan kondisi ekspor di Gorontalo kepada PT Ufuk Timur Gorontalo dan petani tanaman porang.

Menurut dia, komoditas di Provinsi Gorontalo khusunya untuk pembuatan briket dan tanaman porang cukup melimpah.

"Hanya saja kurang maksimal karena tercatat sebagai ekspor daerah lain," ujarnya.

Saat ini, terdapat pabrik pengolahan tempurung kelapa menjadi briket yang mulai beroperasi milik PT Ufuk Timur Gorontalo dengan negara tujuan pasar ekspor Mesir, Saudi Arabia, Abu Dhabi, dan daerah timur tengah lainnya.

Selain itu juga terdapat kelompok petani tanaman porang dengan potensi produksi puluhan ton. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Bea Cukai   ekspor   Komoditas   IKM   UMKM  

Terpopuler