Bea Cukai Gandeng Pemda dan KBRI Tokyo Bersinergi Genjot Ekspor di Daerah

Kamis, 02 Februari 2023 – 23:47 WIB
Bea Cukai terus berupaya menggenjot potensi ekspor di daerah, salah satunya bersinergi dengan pemda dan KBRI Tokyo. Foto: ilustrasi/dokumentasi humas Bea Cukai

jpnn.com, GRESIK - Bea Cukai terus aktif menjalin sinergi dengan instansi-instansi terkait dalam mendukung ekspor daerah.

Sinergi tersebut terwujud melalui pertemuan dengan pemerintah daerah dan atase keuangan KBRI Tokyo untuk membahas upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan ekspor di 2023 ini.

BACA JUGA: Bea Cukai Kunjungi Pelaku Usaha di 3 Wilayah, Ternyata Ini Misinya

Salah satu unit vertikal yang aktif mendukung ekspor daerah melalui sinergi dengan instansi terkait lainnya adalah Bea Cukai Gresik.

Bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lamongan, Bea Cukai Gresik telah melaksanakan sosialiasi dan koordinasi program Kerja Klinik Ekspor.

BACA JUGA: Bea Cukai & 2 Instansi Ini Berkolaborasi, Berikan Asistensi PMI

"Kami memperkenalkan Klinik Ekspor Bea Cukai Gresik yang merupakan program pendampingan UMKM agar mampu melaksanakan ekspor mandiri," kata Kepala Kantor Bea Cukai Gresik, Wahjudi Adrijanto, Kamis (2/2)

Dia menyebutkan asistensi tersebut dimulai dari pendampingan, penerbitan NIB ekspor, penginstalan modul ekspor, pencarian pangsa pasar baru dan realisasi ekspor mandiri.

Diskusi yang menghadirkan sepuluh unit UMKM di Kabupaten Lamongan ini disusul dengan pertemuan selanjutnya, yaitu pelaksanaan business matching bersama calon pemberi dari Jepang pada 18 Januari 2023.

Wahjudi mengatakan dalam pertemuan kedua tersebut, hadir Atase Keuangan KBRI Tokyo yang mewakili Duta Besar RI untuk Jepang, buyer dari Jepang, Disperindag Gresik, Diskoperindag Gresik, serta para UMKM di Gresik dan Lamongan.

Acara tersebut juga menghadirkan para pelaku UMKM di bidang woodpellet, yaitu PT Multi Indowood dan PT Kaliandra Merah Nusantara yang diharapkan bisa membuka pangsa pasar baru di luar negeri.

"Hal ini pun sejalan dengan arahan Bupati Lamongan yang memberikan target minimal sepuluh UMKM Lamongan dapat ekspor mandiri pada tahun 2023," tambah Wahjudi.

Kegiatan busniness matching ini menurut Wahjudi akan memfasilitasi dua pihak, yaitu pelaku UMKM dan para calon buyer untu meneemukan kecocokan terhadap produk UMKM yang diinginkan dan harganya.

Kecocokan itu pun tak melulu harus berupa transaksi, akan tetapi dapat berarti rasa ketertarikan buyer terhadap produk UMKM yang ditawarkan.

Faktanya, saat ini buyer Jepang membutuhkan banyk woodpellet untuk power plan dan memberikan tantangan kepada industri woodpellet dan Lamongan untuk bisa b to b satu kapal curah dengan kapasitas kurang lebih 20 ribu ton. 

Tak hanya berisikan rapat koordinasi antara Bea Cukai dengan atase keuangan KBRI Tokyo, dalam kesempatan ini pula pengungjung dapat mencoba produk-produk UMKM Lamongan dan UMKM Muslimat NU Lamongan.

Sejalan dengan isu inklusi keuangan dan digitalisasi UMKM yang menjadi salah satu agenda prioritas sektor keuangan dalam isu strategis pemerintahan saat ini, diharapkan semua dapat menggaet UMKM karena sebagai penyumbang PDB terbesar, yaitu 61 persen.

"Diharapkan dengan adanya business matching ini, dapat membuka kepercayaan buyer terhadap industri dalam negeri dan membantu membuka pangsa pasar baru bagi UMKM," tutup Wahjudi. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler