jpnn.com - Kantor Wilayah Bea Cukai Khusus Kepulauan Riau menerbitkan tiga izin kepada PT Peteka Karya Tirta.
Meliputi pemberian izin penetapan tempat sebagai pusat logistik berikat, izin penyelenggara pusat logistik berikat, dan izin pengusaha pusat logistik berikat terminal bahan bakar minyak (BBM) Tanjung Uban.
BACA JUGA: Bea Cukai Ingatkan Masyarakat Jangan Panik Hadapi Modus Penipuan Seperti Ini
Ketiga izin tersebut diserahkan langsung kepada kuasa Plt. Direktur PT Peteka Karya Tirta, Musirini pada Kamis (21/10) lalu.
Kepala Kanwil Bea Cukai Kepulauan Riau Akhmad Rofiq menyampaikan Kepulauan Riau (Kepri) memiliki lokasi strategis di jalur perdagangan dunia, yaitu di Selat Malaka. Namun, jika dibandingkan dengan Singapura, Kepri masih jauh kalah.
BACA JUGA: Ini Bedanya Pajak Impor Asli Tagihan dari Bea Cukai dan Penipuan, Waspada!
Untuk itu menurut Akhmat, sangat baik sekali dan penting jika Indonesia khususnya Kepulauan Riau untuk dapat melakukan copy and update strategi Singapura dalam menangkap peluang bisnis yang ada.
"Tujuannya agar tidak terjadi disparity prosperity yang tajam antara Singapura dan Indonesia khususnya Kepulauan Riau," tegas Akhmat Rofiq.
BACA JUGA: Bea Cukai dan Polda Jatim Ungkap Peredaran Narkotika Jaringan Sokobana Madura
Dia mengatakan dengan ditetapkannya Terminal BBM Tanjung Uban yang pengelolaan dan aset mencakup pelabuhan dan tangki sudah dipisahkan dari PT Pertamina (Persero) kepada PT Peteka Karya Tirta diharapkan dimanfaatkan sebagai supplier held stock (SHS).
"Sebab, selama ini implementasi SHS mostly dilakukan di Singapura," terangnya.
Potensi value program PEN yang dilakukan Kanwil Bea Cukai Khusus Kepri dalam penetapan pusat logistik berikat Terminal BBM Tanjung Uban dengan mengimplementasikan SHS sebagai upaya memperkuat stok bahan bakar minyak (BBM), seperti akan adanya penghematan 1,5 juta KL cost of money bagi Pertamina Holding.
Selain itu, terdapat potensi additional value untuk penyewaan tangki dengan potensi mencapai USD 3 juta per tahun secara nasional bagi Indonesia.
Ketahanan stock meningkat dari produk yang dibawa supplier ke Indonesia mencapai dua juta KL per tahun (1,5 juta KL eksisting import), sehingga potensi ketahanan stock naik tiga hari.
"Terdapat potensi trading ke luar negeri 500 ribu KL per tahun, memindahkan bisnis dari Singapura ke Indonesia dengan estimasi nilai transaksi kira-kira USD 585 juta per tahun," sebutnya. (mrk/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi