jpnn.com, JAKARTA - Untuk menyukseskan program pemulihan ekonomi nasional, Bea Cukai secara aktif menggali potensi ekspor dari berbagai daerah.
Pada kesempatan ini, Bea Cukai menggali potensi komoditas ekspor dari daerah Langsa, Bojonegoro, Kediri, dan Ambon.
BACA JUGA: Bea Cukai Kualanamu, Karantina Pertanian dan Karantina Ikan Medan Kolaborasi Pacu Ekspor
Kepala Kantor Bea Cukai Langsa Tri Hartana beserta rombongan mengunjungi Perusahaan Gunung Seulawah yang berada di Aceh Timur pada Minggu (25/4).
Menurut Tri, perusahaan ini bergerak di bidang pengolahan singkong menjadi tepung tapioka, sagu, dan mokaf (modified casava flour) yang biasanya dikirim ke Palembang, Sumatera Selatan sebagai bahan baku pembuatan pempek dan kemplang.
BACA JUGA: Operasi Dewa Ruci 2021, Bea Cukai dan Polri Menyita 1,278 Ton Sabu-Sabu dari Sindikat
Tri Hartana kemudian melanjutkan perjalanan ke Desa Purwodadi, Kecamatan Sungai Liput, Kabupaten Aceh Tamiang. Disini terdapat pembiakan ikan cupang yang biasa mengirimkan hasil pembiakannya ke luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
”Kami berharap, setelah kunjungan ini, pelaku UMKM dapat terbantu dan tertarik untuk melakukan ekspor dan mengenalkan produk lokal di pasar global,” harap Tri Hartana.
BACA JUGA: Panglima Kembali Mutasi 151 Perwira Tinggi TNI, TNI AD Terbanyak, Nih Daftar Namanya
Sementara itu, Bea Cukai Bojonegoro mengunjungi dan mengasistensi pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) Camil Mashallo di Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro.
Pelaku usaha ini memproduksi berbagai makanan ringan, dengan produk unggulan berupa keripik batang pohon pisang yang diharapkan nantinya dapat diekspor.
Bea Cukai Kediri bersinergi dengan Kadin Kabupaten Kediri melakukan kunjungan untuk membuka peluang ekspor produk UMKM, kali ini industri kerupuk uyel yang berada di Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.
Syaiful Arifin, Kepala Seksi Penyuluhan dan Informasi Bea Cukai Kediri pada kesempatan ini menjelaskan tentang perizinan ekspor seperti, NIB, NPWP, dan SIUP, kepada pelaku usaha yang sudah mendapatkan pesanan dari Malaysia.
”Produk bisa diberi merk dan didaftarkan pada dinas perdagangan setempat. Kemudian perlu komposisi nutrisi dari produk yang dihasilkan, ini tentu dibutuhkan pengajuan izin pada BPOM untuk mendapatkan sertifikasi. Selanjutnya untuk kemasan harus dibuat yang menarik sehingga bisa menarik minat pembeli, apalagi untuk pasar global,” saran Syaiful pada calon eksportir.
Selain itu, Bea Cukai Ambon menerima kunjungan dari pemilik CV Berkat Abadi, Bambe Hehuwat.
Pada kunjungan ini, Dwi Yogo Hardiyanto, Kepala Seksi Perbendaharaan Kantor Bea Cukai Ambon, yang adalah Ketua Tim Percepatan Ekspor Maluku, mengasistensi tentang prosedur ekspor produk CV Berkat Abadi, yaitu sirup pala dan anggur pala.
“Ini merupakan kemajuan untuk para eksportir baru di Ambon, dan Bea Cukai berharap dapat terus menggali potensi ekspor komoditas lokal untuk bersaing di pasar global,” ungkap Dwi Yogo.
Pada kesempatan ini juga, Bea Cukai Ambon mengasistensi PT Trasindo Karya Mekar yang bergerak dalam pengolahan media tanam dari sabut kelapa (cocopeat).
Leo Koritelu, pemilik PT Transindo Karya Mekar menjelaskan, “produk-produk kami kebanyakan pasar ekspornya di China dengan tujuan kota Guangzhou, Shanghai, Xinjiang.
“Kami berharap dengan pertemuan ini, kami bisa terus didampingi oleh Bea Cukai dan instansi terkait untuk mengurus izin dan regulasi untuk ekspor langsung dari Maluku,” ujar Leo.(jpnn)
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi