Bea Cukai Soekarno-Hatta Fasilitasi Impor Vaksin Pfizer

Rabu, 25 Agustus 2021 – 15:30 WIB
Bea Cukai Soekarno-Hatta memfasilitasi importasi vaksin merek Pfizer. Foto: Bea Cukai.

jpnn.com, TANGERANG - Bea Cukai Soekarno-Hatta memfasilitasi impor vaksin merek Pfizer untuk mempercepat program vaksinasi Covid-19 di Indonesia. 

Pemerintah Indonesia berkomitmen mendatangkan lebih dari 400 juta dosis vaksin hingga akhir tahun nanti untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi lebih dari 208 juta masyarakat. 

BACA JUGA: Informasi Lengkap Layanan Vaksinasi dengan Vaksin Pfizer di Jakarta

Pemerintah kembali melakukan importasi perdana 1.560.780 dosis vaksin Pfizer yang diperoleh melalui jalur komerisal Kamis (19/7).

Demi mendukung program tersebut, Bea Cukai Soekarno-Hatta tetap konsisten memberikan fasilitas percepatan layanan atau rush handling berupa pengeluaran segera atas barang impor yang memliki karakteristik tertentu dari kawasan pabean. 

BACA JUGA: Pemprov DKI Tambah Lokasi Vaksinasi dengan Vaksin Pfizer, Ini Syarat dan Lokasinya

Tidak hanya itu, importasi ini juga mendapatkan fasilitas fiskal berupa pembeasan bea masuk serta pungutan pajak dalam rangka impor.

Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno-Hatta Finari Manan bersama jajaran melakukan peninjauan langsung proses pengawasan dan pembongkaran vaksin Pfizer yang dikemas dalam enam pallet. 

BACA JUGA: TNI Mengerahkan Kendaraan Tempur Tank Ambulans untuk Vaksinasi 

Vaksin itu diangkut menggunakan maskapai penerbangan Air Hongkong AH33X, dan tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 12.40 WIB. 

Selanjutnya, vaksin itu dibawa ke gudang rush handling PT JAS.

Finari menjelaskan berdasarkan informasi dari importir bahwa pada pukul 18.00 di hari yang sama, rencananya akan didatangkan juga 450.000 dosis vaksin Astrazeneca melalui skema bilateral dengan Pemerintah Belanda. 

Lalu, Jumat (20/8) sebanyak 567.500 dosisi vaksin Astrazeneca dan lima juta dosis vaksin Sinovac akan melengkapi kedatangan vaksin tahap 38, 39, dan 40 ini.

“Hari ini merupakan kedatangan perdana dari vaksin Pfizer, dan yang pasti ke depannya makin banyak importasi vaksin yang datang,” jelasnya. 

Menurut Finari, hal ini tidak membuat Bea Cukai Soetta luput memberikan pelayanan terbaik semaksimal mungkin. 

“Tentunya ini adalah salah satu bentuk dukungan Bea Cukai terhadap program pemerintah untuk memvaksinasi seluruh masyarakat Indonesia,” terangnya.

Melalui konferensi pers secara daring, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan untuk mengurangi penyebaran virus, ada tiga langkah utama yang harus dilakukan. Yakni, pembatasan mobilitas orang, penerapan protokol kesehatan, serta percepatan atau akselerasi vaksinasi. 

Selain untuk menekan risiko penularan, vaksinasi juga dapat mengurangi tingkat keparahan apabila tertulari Covid-19. 

Sehingga mengurangi jumlah pasien yang memerlukan perawatan di rumah sakit serta mengurangi tingkat kematian. 

Pada kesempatan yang sama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa ini merupakan kedatangan perdana dari vaksin Pfizer dan Astrazeneca yang melalui jalur business to business.

“Sesuai kontrak bahwa Pemerintah Indonesia akan melakukan importasi sejumlah 50 juta dosis vaksin Pfizer dan 20-30 juta dosis vaksin Astrazeneca dengan skema komersial ini, untuk melengkapi 175 juta dosis vaksin yang sudah ada di Indonesia,” ujar Budi.

Kebutuhan akan vaksin di Indonesia menuntut pemerintah untuk segera melakukan akselerasi ketersediaan dosis vaksin. 

Dalam upaya tersebut, Bea Cukai akan selalu ada untuk memberikan pelayanan disetiap importasi-importasi vaksin demi pemulihan negeri. (*/jpnn) 

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler