Bea Masuk Antidumping Berlaku, Produsen Baja Paceklik Bahan Baku

Senin, 07 Agustus 2017 – 09:42 WIB
Ilustrasi baja. Foto: AFP

jpnn.com, JAKARTA - Pengenaan bea masuk antidumping (BMAD) terhadap bahan baku produksi membuat produsen kawat baja domestik kelimpungan.

Pungutan bea masuk berpotensi mematikan daya saing produk hilir baja lokal.

BACA JUGA: Ekspor Baja Indonesia ke Malaysia Bakal Lebih Efisien

Akibatnya, produsen kawat baja domestik terancam kesulitan mendapatkan bahan baku.

Sekretaris Industri Produk Kawat Baja Indonesia (Gipkabi) Hartarto Ciputra menyatakan, ada beberapa jenis kawat baja yang belum bisa dibuat produsen lokal. M

BACA JUGA: Krakatau Steel Pangkas Baja Impor untuk Otomotif

isalnya, wire rod. Nah, bahan baku yang masih diimpor itu kini dikenai BMAD.

”Harga bahan baku terkerek naik sehingga harga produk hilir juga akan naik. Produk hilir kami tidak bisa bersaing dengan impor,” katanya, Minggu (6/8).

BACA JUGA: Industri Baja Masih Terkendala Bahan Baku

Kondisi semakin gawat karena harga baja impor dari Tiongkok naik 30 persen sejak awal Agustus.

Padahal, sebagian besar bahan baku diimpor dari Negeri Panda, julukan Tiongkok.

”Produk hilir kawat baja impor justru tidak dikenai bea masuk antidumping,” tutur Hartarto.

Bea masuk antidumping untuk steel wire rod ditetapkan 0–32 persen.

Pengenaan BMAD otomatis mengerek harga steel wire rod rata-rata 20 persen.

Padahal, steel wire rod digunakan untuk memproduksi mur, baut, besi beton, maupun siku.

Akhirnya konsumen adalah sektor konstruksi, otomotif, hingga tower telekomunikasi dan pembangkit listrik.

”Jika produsen baja lokal dihambat, pasar steel wire rod domestik akan direbut asing,” tegas Hartanto.

Direktur PT Timur Megah Steel Lukito Agusalim menambahkan, pasar produk hilir kawat baja lokal sudah tergerus 80 persen akibat ekspansi pabrikan Tiongkok.

Produksi dalam negeri melorot dari 50 ribu metrik ton per bulan menjadi sepuluh ribu metrik ton per bulan.

Sementara itu, impor bahan baku steel wire rod di tanah air justru merosot.

Yakni, dari 572.199 metrik ton pada 2014 menjadi 502.274 metrik ton pada 2015.

”Kami tidak mempermasalahkan pengetatan impor. Namun, kualitas wire rod produksi domestik belum memenuhi standar kualitas produsen hilir,” urainya.  (vir/c25/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Industri Baja Minta Pemerintah Terapkan Proteksi


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler