Bea Masuk ke Tiongkok Rendah, Ekspor Batu Bara Melonjak

Jumat, 22 Maret 2019 – 01:32 WIB
Ilustrasi tambang batu bara. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, BALIKPAPAN - Volume ekspor batu bara dari Kalimantan Timur pada 2018 mengalami peningkatan sebesar 10,53 persen secara year on year (yoy).

Hal itu tidak lepas dari rendahnya bea masuk untuk ekspor baru bara ke Tiongkok yang berdampak baik bagi Kaltim.

BACA JUGA: Tingkat Kemiskinan Turun, Ini Datanya

Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) Kaltim Muhammad Hamzah mengatakan, rendahnya bea masuk tersebut membuat daya saing batu bara meningkat.

“Pada 2018, ekspor batu bara dari Kaltim mencapai 90 juta metrik ton. Jumlah itu meningkat 10,53 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Hamzah, Rabu (20/3).

BACA JUGA: Abaikan Ekspor, Pacu Konsumsi CPO

Dia menambahkan, jika biaya masuk negara lain murah, sangat menguntungkan. Sebab, bea masuk sangat penting.

“Contoh saja kopi Indonesia untuk masuk ke Turki dikenakan bea masuk 50 persen. Ini sangat berat karena Malaysia hanya 20 persen, sedangkan Eropa nol persen,” kata Hamzah.

BACA JUGA: India Berpotensi Jadi Pasar Terbesar Ekspor Batu Bara Kaltim

Menurut dia, hal itu menjadi tugas pemerintah untuk melakukan negosiasi diplomatik dengan negara-negara tujuan ekspor agar bea masuk dikurangi.

Hamzah meyakini komoditas di dalam negeri mampu bersaing jika biaya produksinya semakin rendah.

Hal itu bisa terus meningkatkan kinerja ekspor di daerah. Apalagi Kaltim yang saat ini masih bergantung pada batu bara.

“Berdasarkan komoditasnya, ekspor luar negeri Kaltim masih didominasi bahan bakar mineral dan batu bara,” kata Hamzah. (ctr/ndu/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perkuat Devisa dengan Ekspor Buah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler