Perkuat Devisa dengan Ekspor Buah

Senin, 18 Maret 2019 – 01:53 WIB
Ilustrasi buah durian. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, BALIKPAPAN - Gabungan Pengusaha Ekspor Indonesia (GPEI) terus menggali potensi ekspor baru di Kalimantan Timur.

Ketua GPEI Kaltim Muhammad Hamzah mengatakan, buah-buahan bisa memperkuat sumbangan devisa ekspor.

BACA JUGA: Pertambangan Nonmigas Membaik, Perekonomian Kaltim Tancap Gas

Untuk memaksimalkannya, pihaknya menerapkan beberapa langkah. Misalnya, bimbingan teknis.

“Kami juga ingin memfasilitasi masyarakat dan para pengusaha agar bisa meningkatkan ekspor di luar batu bara dan migas,” kata Hamzah, Kamis (14/3).

BACA JUGA: Bidik Ekspor Sepatu Nasional Menapaki USD 6,5 Miliar

Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim mencatat hingga saat ini hasil tambang masih berkontribusi 77,04 persen terhadap total ekspor Kaltim.

Sementara itu, kontribusi migas dan industri masing-masing sebesar 15,55 persen dan 7,36 persen, sedangkan pertanian hanya 0,05 persen.

BACA JUGA: 3 Cara Pemerintah Genjot Ekspor

Meski baru menyumbang 0,05 persen, pertanian yang di dalamnya ada produksi buah dinilai bisa menjadi potensi baru bagi dunia ekspor Kaltim.

Hamzah menambahkan, tren ekspor minyak kelapa sawit juga sangat bagus. Ekspor crude palm oil (CPO) di Kaltim mengalami akselerasi mencapai 22 persen per tahun.

“Yang sudah berjalan kami tingkatkan produksinya, yang belum berjalan harus didorong. Untuk ekspor kami harus memilih produk yang mudah, cukup jumlah barang, kualitas yang bagus, dan bersifat jangka panjang,” kata Hamzah.

Menurut Hamzah, selain ekspor batu bara dan migas, buah bisa menjadi pilihan. Buah yang produksinya sudah sangat bagus antara lain nanas, buah naga, durian, dan pisang.

Produksi yang banyak berpotensi untuk ekspor. Sebab, sudah banyak permintaan terutama dari Timur Tengah, Malaysia, negara-negara di Eropa, dan lainnya.

“Langkahnya bagaimana membuat produk yang sudah ada ini ditingkatkan produksinya,” kata Hamzah.

GPEI sudah memiliki cara membuat buah di Kaltim tahan saat diekspor dengan tidak mengubah rasa, aroma, dan warna dari buah itu.

Untuk ekspor dibutuhkan komoditas jangka panjang, buyer dari luar negeri meminta minimal satu kontainer untuk sekali pengiriman.

“Karena itu, kami menyediakan satu kawasan di daerah pendingin, Sangasanga agar satu kapal dengan muatan satu kontainer bisa langsung berangkat,” terang Hamzah. (ctr/ndu/k15)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Izin Usaha Pertambangan Batu Bara Dibatasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler