JAKARTA--Besaran nilai beasiswa Bidik Misi yang diberikan oleh pemerintah kepada mahasiswa miskin yang berprestasi dinilai masih kurangPasalnya, hingga saat ini banyak mahasiswa yang mengeluh bahwa uang beasiswa yang diterima kurang untuk menutupi biaya hidup selama kuliah di perguruan tinggi negeri (PTN) yang dipilih.
Rektor Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Rohmat Wahab mengatakan, besaran nilai beasiswa Bidik Misi tidak sesuai dengan kondisi di lapangan
BACA JUGA: PSBT Kurang Diminati Siswa
Sebab, jumlah biaya hidup yang diterima setiap anak sama, yaitu Rp 600.000 per bulan"Sebaiknya pemerintah khususnya, yakni Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas) harus melakukan peninjauan ulang terhadap besaran Bidik Misi dengan memasukan tingkat kemahalan di masing-masing wilayah," ungkap Rohmat di Jakarta, Minggu (3/7).
Besaran nilai beasiswa Bidik Misi saat ini Rp 600 ribu per bulan per anak, yang berlaku di semua wilayah
BACA JUGA: Peminat SMK Turun
Umumnya, lanjut Rohmat, mahasiswa yang mengalami dan mengeluhkan kekurangan biaya hidup itu berasal dari daerah yang tingkat kemahalannya tinggiBACA JUGA: Demo Protes Hasil SNMPTN Berlanjut
Namun sebaliknya, mahasiswa di daerah yang biaya sehari-harinya murah justru kelebihan, seperti di Yogyakarta"Seharusnya ada perbedaan jumlah dana yang diterima mahasiswa di setiap daerahHarus ada perubahan kebijakan mengenai besaran Bidik Misi," ujarnya.Rohmat menjelaskan, sebelum ditambah menjadi Rp 600.000 per bulan, biaya hidup penerima Bidik Misi hanya Rp 500.000 per bulanTapi setelah ada keluhan kekurangan dari beberapa mahasiswa akhirnya ditambah Rp 100.000 per bulanSehingga dalam setahun mahasiswa menerima Rp 7.200.000"Mereka menerima per bulan Rp 600.000," kata Rochmat.
Senada dengan Rohmat, Rektor Universitas Andalas (Unand) Musliar Kasim juga mengungkapkan bahwa besaran nilai beasiswa Bidik Misi masih kurang meskipun di Padang masih bisa dikatakan cukupDisebutkan, besaran dana Rp 600.000 di Padang, masih cukup untuk membayar sewa rumah yang hanya sebesar Rp 300.000 per bulan"Sehingga sisanya bisa digunakan mahasiswa untuk biaya makan dan lainnya," tukasnya.
Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri (MRPTNI) ini pun mengakui jika pihaknya belum pernah mengusulkan adanya kenaikan beasiswa Bidik Misi ke KemdiknasUntuk sementara ini jika mahasiswa mengalami kekurangan, bisa dipenuhi sesuai dengan kebijaksanaan masing-masing Rektornya"Kalau mahasiswa kekurangan, itu tergantung kebijaksanaan rektornyaSangat dimungkinkan dana biaya hidupnya dinaikkan menjadi Rp 700.000Tapi itu berdasarkan keputusan Rektor, bukan dari Kemdiknas," ujarnya(cha/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kelas Jauh jadi Alat Pejabat Kejar Gelar
Redaktur : Tim Redaksi