JAYAPURA-Aksi protes terhadap hasil Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Universitas Cenderawasih (Uncen) yang dilakukan puluhan mahasiswa kembali berlanjut ke Kampus Uncen Abepura, Jumat (1/7)Sama seperti yang dilakukan di Kampus Uncen Waena, Kamis (30/6), puluhan mahasiswa tersebut juga melakukan pemalangan di pintu gerbang kampus.
Selain melakukan orasi, mereka juga melakukan pembakaran tumpukan kayu didepan pintu masuk tersebut
BACA JUGA: Kelas Jauh jadi Alat Pejabat Kejar Gelar
Akibat pemalangan ini, sempat juga menganggu akses mahasiswa yang akan masuk ke kampus.Dalam orasinya, Koordinator Lapangan, Michael, meminta agar para pendaftar orang Papua yang tidak diterima melalui jalur SNMPTN, dapat diakomodir melalui penerimaan mahasiswa reguler lewat jalur lokal
"Kami berharap sebagai bentuk keperpihakan terhadap orang Papua saya berharap Rektor harus mengeluarkan kebijakan lain untuk mengakomodir para pendaftar yang tidak lolos SNMPTN yakni membuka penerimaan mahasiswa baru khusus untuk orang Papua melalui jalur lokal
BACA JUGA: Jumlah PTS Nakal Capai 465
Yang boleh mendaftar seleksi lokal hanya orang Papua saja," pintanya dengan suara lantang.Sementara itu, Rektor Uncen, Prof.DR
BACA JUGA: Khawatir Tiga Bidang Ilmu Pendidikan Punah
"Mahasiswa perlu memahami bahwa soal penerimaaan mahasiswa baru ini Uncen sudah banyak melakukan pelanggaran mengenai daya tampung mahasiswaSecara nasional, daya tampung mahasiswa setiap program studi di semua universitas negeri hanya 40 mahasiswaTapi yang terjadi setiap tahunnya kita menerima mahasiswa lebih dari itu," tegasnya.
Dengan daya tampung yang melebihi ketentuan itu kata Rektor, Uncen setiap tahun selalu mendapat teguran dari Inspektorat Kemendiknas karena selalu melanggar ketentuanUntuk itu, mahasiswa harus memahami kondisi yang ada dan sangat tidak mungkin hasil SNMPTN ini ditinjua kembali karena ini sudah menjadi keputusan pusat.
Karena itu, Rektor minta para mahasiswa jangan melakukan pemalangan kampusSebab untuk mengakomodir para pendaftar yang tidak lulus akan diupayakan melalui jalur lokal yakni seleksi mandiri dan SLSB"Yang jelas apa yang menjadi aspirasi para mahasiswa akan kita sampaikan ke Mendiknas supaya kedepan ada kebijakan lain untuk mengakomodir orang Papua apakah nantinya 60 persen seleksi mahasiswa melalui jalur lokal dan 40 persen melalui jalur SNMPTN," tandasnya.
Terkait dengan hasil SNMPTN ini, Rektor Kamabuaya, mengatakan bahwa pihaknya sudah sangat mengakomodir kepentingan orang PapuaNamun menurutnya pendaftar putra daerah yang memilih jurusan MIPA sangat sedikit dibandingkan non PapuaSehingga, dicermati jurusan MIPA ini lebih banyak diisi oleh non Papua yang memang pendaftarnya sangat banyak.
"Kami sebenarnya berharap setiap jurusan prosentase putra daerah yang diterima lebih banyak dibandingkan non PapuaTapi kenyataanya, orang Papua kebanyakan lebih berminat mengambil jurusan IPS," ungkapnya.
Begitu halnya dengan penerimaan baru melalui jalur undangan imbuh Rektor, banyak jurusan-jurusan MIPA yang harusnya diisi oleh orang Papua, tapi kenyataanya banyak yang kosong, sehingga kouta ini diisi non Papua. Sesuai data yang ada lanjut Rektor, jumlah pendaftar mahasiswa baru melalui jalur SNMPTN undangan 2011, putra daerah untuk jurusan MIPA yang mendaftar hanya 30 orang, sedangkan non papua 236
Begitupun dengan jumlah pendaftar melalui SNMPTN tertulis, jumlah putra daerah yang mendaftar jurusa MIPA sebanyak 701 orang, sedangkan non Papua berjumlah 1.197 orang"Untuk jalur SNMPTN ini jumlah pendaftar putra daerah yang memilih jurusan IPS yang besar sehingga persaingannya sangat ketat,karena daya tampung terbatas sementara jumlah pendaftarnya sangat tinggi," jelasnya
Sementara itu, terkait aksi demo penolakan hasil SNMPTN, Wakil Ketua Komisi E DPRP, Ananias Pigai, SE, menyatakan akan mengundang Rektor Uncen dan Panitia SNMPTN Uncen untuk membahas masalah iniUntuk pelaksanaan SNMPTN, Ananias Pigai berharap agar ada keberpihakan kepada orang asli Papua meskipun format SNMPTN tersebut merupakan program nasional.
"Kami berharap, Rektor Uncen bisa memberikan pemahaman kepada Menteri Pendidikan maupun Menteri Dalam Negeri bahwa untuk penerimaan mahasiswa baru juga ada keberpihakan terhadap orang asli Papua," ucap Ananias didampingi anggota Komisi E lainnya Naftali Kobepa.(mud/fan/cr-171/nat)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PTS Minta Disetarakan dengan PTN
Redaktur : Tim Redaksi