JAKARTA - Beasiswa bagi siswa miskin siap digelontorkanTepatnya setelah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2011 Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) ditetapkan Rp 11,76 triliun
BACA JUGA: Malaysia Perluas Kesempatan bagi Mahasiswa Indonesia
Dengan perubahan anggaran tersebut, 2 juta lebih siswa usia pendidikan dasar dari keluarga miskin bakal mendapatkan beasiswa Rp 360 ribu per tahun.Mendiknas Mohammad Nuh di Jakarta kemarin (25/7) menjelaskan jika beasiswa tersebut tidak bisa dianggap kecil
BACA JUGA: HSBC Berikan Beasiswa ke 200 Anak Prasejahtera
Dia menegaskan, beasiswa siswa miskin ini nantinya juga akan merembet pada anak usia sekolah SMA.Mantan Menkominfo itu menjelaskan, pihaknya bakal menggunakan data Badan Pusat Statistik (BPS) untuk menentukan jumlah anak usia sekolah yang masuk kategori miskin
BACA JUGA: Pelajar Harus Kembangkan Ekonomi Mandiri
Nuh mengatakan, meskipun banyak pihak menyatakan ragu terhadap angka BPS tersebut, pihaknya tidak memiliki pilihan lain"Data dari BPS itu yang kita pakai," kata diaSelain menggunakan data dari BPS, Nuh berujar jika penentuan angka siswa miskin juga diambil dari laporan pemerintah kabupaten dan kota.
Setelah data terkumpul, Kemendiknas bakal mengolah lagi data tersebutPengolahan tersebut dilakukan untuk mencari jumlah siswa yang masuk kategori miskinMulai dari siswa usia SD, SMP, hingga SMANuh memperkirakan, beasiswa bagi siswa miskin ini akan menguras anggaran sebesar Rp 2,9 triliun.
Lantas, kapan beasiswa tersebut turun" Nuh menjelaskan, setelah APBN-P 2011 digedok sekitar Agustus depan"Setelah digedok kan nanti memiliki payung hukum dan berkekuatan hukum tetap," jelas diaNuh menambahkan, anggaran pada APBN-P tersebut dibelanjakan selama September, Oktober, hingga November.
Menteri asal Surabaya itu menjamin, Kemendiknas bakal bergerak cepat karena bulan-bulan tersebut masih di awal tahun ajaran baruSehingga bisa membantu orang tua siswa miskin untuk melengkapi kebutuhan pendidikan anaknya.
Dengan pengucuran beasiswa siswa miskin ini, diharapkan mampu menekan angka putus sekolah akibat biaya pendidikan yang tinggiUntuk pendidikan level sekolah dasar (SD), Nuh sedikit tidak khawatirSebab, angka partisipasi kasar (APK) sudah relatif tinggiDi tingkat ini, APK lebih dari 100 persen.
Tapi, berbeda dengan kondisi di tingkat SMP dan SMANuh menjelaskan, APK di tingkat SMP baru sekitar 70 persenSedangkan di SMA dan SMK, tingkat APK masih berada di angka 60 persenDalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2010-2014, APK SMP dan SMA ditarget naik 20-30 persen(wan/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Disiapkan Rp2,9 Triliun untuk Beasiswa Miskin
Redaktur : Tim Redaksi