jpnn.com - JAKARTA--Para sopir truk barang kini merasakan manfaat Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan Kementerian Perhubungan bekerjasama dengan kepolisian beberapa waktu lalu.
Mereka merasa kini praktik pungutan liar (pungli) mulai berkurang meski masih terjadi.
BACA JUGA: Konser Suara Antikorupsi, Inspirasi Berhenti Berbuat Jahat
Margono, supir ekspedisi truk Jakarta - Lampung asal Pakuan Ratu , Lampung Utara ini menuturkan sebelum ada OTT, dari mulai mau menyeberang dan keluar kapal dipelabuhan Bakauheni sampai Terbanggi Besar, dia bisa terkena 6-7 kali.
"Sebelum ada OTT, banyak sekali pak. Ini agak berkurang sejak ada itu (OTT red)" kata Margono.
BACA JUGA: Cerita Megawati soal Pilot, Diusir Pulang Hingga Menantang Preman
Margono mengaku, besaran pungli yg diberikan biasanya dari mulai Rp. 10 ribu sampai ratusan ribu.
"Biasanya tergantung pak, ada yg minta sedikit dan kadang juga kalau oknum petugas agak banyak mintanya", tambahnya.
BACA JUGA: BMKG Bantah Bakal Terjadi Gempa 8.6 SR dengan Potensi Tsunami
Menurut Margono, pungli dilakukan tidak hanya dari masyarakat biasa, tapi banyak juga dari oknum petugas DLLAJ dan Polantas.
"Oknum petugas itu mintanya banyak pak, mereka berdalih pakai aturan ini itu dari surat jalan, tonase dll", ujar Margono.
Margono dan para sopir berharap, Kementerian Perhubungan dan Kepolisian rutin menggelar OTT agar manfaatnya bisa mereka rasakan.
Mereka tidak mau setoran hasil jerih payah untuk ke rumah habis di jalan.
"Semoga Pak Menteri rutinlah menggelar ini. Kami sangat tertolong Pak. Kami ini hanya mencari makan pak", tutur supir beranak 4 ini.
Tidak bisa dipungkiri, pungli di jalanan bagi para supir adalah makanan sehari-hari.
Mereka sulit menghindarinya. Tapi mereka percaya, dengan kesungguhan pihak berwenang, semua bisa diberantas. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PSI Berjuang Menuju Verifikasi Parpol 2017
Redaktur : Tim Redaksi