Bebaskan Warga, 58 Prajurit TNI di Papua Raih Penghargaan

Minggu, 19 November 2017 – 15:35 WIB
Anggota TNI yang bertugas di pedalaman Papua. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com, TIMIKA - Panglima TNI, Gatot Nurmantyo mengunjungi prajurit TNI di Tembagapura, Timika, Papua yang baru saja berhasil membebaskan masyarakat dari penyanderaan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Gatot datang untuk memberikan penghargaan kepada 57 prajurit yang berhasil memukul mundur kelompok KKB.

BACA JUGA: KKB Papua Ancam Seret TNI-Polri ke Mahkamah Internasional

"Sengaja saya datang ke sini bersama dengan istri saya untuk memberikan penghargaan kepada prajurit-prajurit TNI terbaik dalam melaksanakan tugas pembebasan sandera dalam operasi berasama TNI-Polri," kata Gatot dalam sambutannya pada upacara penyerahan penghargaan, Minggu (19/11).

Gatot mengatakan punya keyakinan operasi tersebut bisa berhasil karena bimbingan dan petunjuk dari Allah SWT.

BACA JUGA: KKB Papua Siapkan Serangan Besar-Besaran ke PT Freeport

Karena itu, para prajurit ini layak diberikan penghargaan. Apalagi operasi ini dilakulan dengan sangat teliti dengan pengamatan yang intensif.

"Diawali oleh langkah negosiasi Kapolda Papua dengan menurunkan tokoh-tokoh agama, pendeta pastur dan perwakilan uskup termasuk kepala suku," ujarnya.

BACA JUGA: Bebaskan Sandera tanpa Korban, TNI Banjir Pujian

Tidak hanya itu penyebaran pamflet oleh Kapolda Papua yang dilakukan setiap waktu tidak kenal lelah juga mendapat apresiasi dari Panglima.

Menurutnya, situasi saat itu memang rumit. Seiring dengan berjalannya waktu dan ketersediaan logistik yang semakin menipis dan kesehatan warga semakin buruk.

Bahkan, 12 orang wanita, kata Gatot, mengalami kekerasan seksual. Kemudian uang 107,5 juta rupiah, emas 254,4 gram dirampok.

Masyarakat dilarang melaksanakan ibadah di hari Minggu. Karena itulah, operasi pembebasan memang genting harus segera dilakukan.

"Langkah cepat untuk membebaskan ini harus dilakukan. Dan prajurit-perjurit saya ini diambil dari prajurit terbaik yang berpengalaman, terlatih dari Kopassus, Kostrad, Bataliyon 751 dan sebagian 754," bebernya.

Perjalanan menuju lokasi pembebasan, kata Panglima, terbilang cukup berat. Meski jarak tempuh hanya 4,5 kilo tapi memakan waktua cukup lama yaitu sekitar 3 samapai 5 hari 5 malam.

Bergerak senyap dengan langkah yang cukup tertib dan disiplin sesuai rencana pendahuluan.

"Sudah sepantasanya atas nama Panglima TNI dan seluruh prajurit TNI karena kebanggaan. Maka pada saat ini kami memberikan kenaikan pangkat luar biasa," ujarnya

Seharusnya penghargaan ini bukan 58 orang tapi 63 orang. Namun, kata Gatot, lima perwira menolak karena menganggap keberhasilan adalah milik anak buah, kegagalan tanggungjawab Perwira.

"Secara halus mereka menolak untuk menerima kenaikan pangkat. Ini suatu hal yang sangat luar biasa yang membuat kami semua terharu," paparnya seraya menyebut 5 perwira ini nantinya akan mendapatkan pendidikan secara khusus mendahului rekan-rekannya.

Ini, kata Panglima, adalah contoh teladan bagi para prajurit lain di mana tidak mementingkan kepentingan pribadi, tapi mengutamakan kepentingan NKRI. (rmo/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sandera di Papua Sudah Bebas, Saatnya Grup Pengacau Ditumpas


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler