Beda Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Kejauhan untuk Rematch

Sabtu, 21 April 2018 – 17:32 WIB
Pengamat politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Pendiri Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio mengatakan, peluang tanding ulang atau rematch antara Joko Widodo (Jokowi) dengan Prabowo Subianto di Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 sangat terbuka lebar. Namun, sampai saat ini celah elektabilitas antara Jokowi dengan ketua umum Partai Gerindra itu sangat jauh.

“Disparitas Jokowi-Prabowo jauh, bahkan kejauhan,” kata Hendri dalam diskusi Politik Copras-Capres di Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (21/4).

BACA JUGA: Prabowo: Ternyata Presiden PKS Bisa Memerintah Saya

Dalam survei terakhir KedaiKOPI terhadap 1.135 responden yang digelar 19-27 Maret lalu, elektabiltas Jokowi di angka 48,3 persen, sedangkan Prabowo cuma 21,5 persen. Di bawah Prabowo ada Gatot Nurmantyo dengan 2,1 persen.

Hendri menyatakan, saat ini masyarakat hanya fokus pada Jokowi dan Prabowo saja. Padahal, ujar Hendri, sebenarnya banyak nama potensial selain Prabowo dan Jokowi.

BACA JUGA: Pilpres 2019: Ganti Presiden atau Tidak nih?

Dalam hasil survei KedaiKOPI, ada nama Gatot di posisi ketiga setelah Jokowi dan Prabowo. Selain itu, nama lainnya adalah TGB Zainul Madji, Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono yang masing-masing memiliki elektabilitas 1,1 persen.

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan, ada tiga opsi yang bisa terjadi di Pilpres 2019. Hal ini karena tiket untuk Pilpres 2019 hanya diperoleh oleh partai yang sudah mendapatkan suara di Pemilu 2014.

BACA JUGA: PDIP Prioritaskan Puan Maharani Jadi Cawapres Jokowi

Skenario pertama adalah calon tunggal. Mardani menyebut capres tunggal di Pilpres 2019 hanya akan menyenangkan PDI Perjuangan.

“Ini secara undang-undang bisa terjadi, tapi ini mungkin berat dan sebuah tragedi demokrasi,” kata Mardani di kesempatan itu.

Skenario kedua adalah Jokowi melawan koalisi lima partai yang terdiri dari Gerindra, PKS, PAN, PKB dan Partai Demokrat. Skenario ketiga adalah tiga poros, yakni barisan partai pendukung Jokowi, koalisi Gerindra dan PKS, serta poros baru yang melibatkan PKB, PAN dan Demokrat.

Menurut Mardani, untuk kebaikan demokrasi maka sebaiknya partai lain punya kepercayaan diri seperti PKS dan Gerindra. “Artinya partai-partai itu (PKB, PAN dan Demokrat) bisa membuat poros ketiga. Dengan demikian akan terjadi kontestasi yang meningkatkan adrenalin bangsa,” katanya.(boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Elektabilitas Jokowi Tinggi tapi Belum Aman


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler