jpnn.com - JAKARTA - Penyataan Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Muhammad, bahwa upaya suap yang dilakukan terhadap dirinya terjadi jauh sebelum tahapan pemilu 2014 berlangsung, justru menimbulkan kontroversi baru. Bahkan diduga ia seperti sengaja hendak mengaburkan persoalan.
Pasalnya, ketika pertama kali mengungkap dugaan upaya suap terhadap dirinya, di Batam, Jumat (15/11) lalu, Muhammad menyebut dirinya marah kepada orang yang mengaku utusan ketua salah satu partai politik tersebut.
BACA JUGA: Besok Pemerintah Jawab Interpelasi DPD soal Mobil Murah
Bahkan sebagaimana diberitakan sebuah kantor berita nasional, saat itu Muhammad mengancam akan memberikan rekomendasi kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk mencoret partai tersebut dari peserta pemilu dan calon presiden yang diusung partainya tidak bisa menjabat sebagai presiden.
"Dari pernyataan ini, semua orang juga bisa mengartikan kalau ketika upaya suap terjadi, proses penetapan parpol peserta pemilu sudah dilakukan," ujar Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahudin, di Jakarta, Selasa (19/11).
BACA JUGA: Pemilih Data Bermasalah Diminta Teken Surat Pernyataan
Namun entah mengapa, kata Said, beberapa waktu kemudian, Muhammad mengklarifikasi pernyataan tersebut. Ia menyatakan, percobaan suap terhadap dirinya merupakan cerita basi. Karena kejadiannya sudah berlangsung cukup lama, tepatnya beberapa saat setelah ia dilantik menjadi Ketua Bawaslu dan proses verifikasi parpol peserta pemilu belum berlangsung.
"Dua pernyataan ini menurut saya justru menguatkan dugaan ada sesuatu yang serius di balik cerita penyuapan tersebut. Ketua Bawaslu ini seperti ingin berkelit," ujarnya.
BACA JUGA: Rekam Jejak Capres Lebih Penting Ketimbang Elektabilitas
Menurut Said, pernyataan Ketua Bawaslu tersebut juga membuatnya menjadi bertanya-tanya. "Apakah Ketua Bawaslu sedang mengarang cerita baru untuk menyamarkan cerita yang sesungguhnya? Kalau itu yang terjadi, lalu apa motifnya? Apakah dilakukan dalam rangka melindungi parpol yang pernah mencoba menyuap dirinya?" ujarnya.
Namun meski masih bertanya-tanya, Said tetap dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa paling tidak dengan dua penjelasan yang berbeda, kuat dugaan Ketua Bawaslu tengah melakukan kebohongan publik.
"Kalau penyelenggara pemilu sudah berani berbohong, artinya tidak ada lagi integritas yang melekat pada dirinya. Orang semacam ini tidak kita butuhkan menyelenggarakan pemilu," katanya. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Koordinasi Pemda-KPUD Tersendat
Redaktur : Tim Redaksi