Begini Awal Mula Skandal Heboh Papa Minta Saham

Kamis, 03 Desember 2015 – 17:15 WIB
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin (kiri) saat jeda sidang MKD terkait kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo yang diduga dilakukan Ketua DPR Setya Novanto, Jakarta, Kamis (3/12). Foto: JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Banyak fakta baru terkait skandal "Papa Minta Saham" terungkap dari pengakuan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Maroef Sjamsoedin dalam sidang perkara dugaan pelanggaran etika yang digelar Mahkmah Kehormatan Dewan (MKD), Kamis (3/12). Salah satunya awal mula pertemuan terjadi antara Ketua DPR Setya Novanto, pengusaha Riza Chalid dan Maroef sendiri.

Begini ceritanya....

BACA JUGA: Papa Minta Saham, Mahfud MD: Setya Novanto Langgar Etika DPR

Begitu di ruang MKD, Maroef diberi waktu menjelaskan soal duduk perkara pertemuan dan perekaman pembicaraan yang salah satunya terkait perpanjangan kontrak PTFI dan bisnis di lingkaran perusahaan asal Amerika Serikat itu.

Singkatnya, Maroef menjelaskan sejak awal menjabat Presdir PTFI Januari 2015, ia sudah diminta sowan kepada Ketua DPR Setya Novanto melalui salah satu komisaris perusahaan itu, Marzuki Darusman. Permintaan tidak hanya datang dari DPR, tapi juga MPR dan DPD RI.

BACA JUGA: Presdir Freeport Sebut Pembicaraan Ketua DPR Nggak Pantas

"Pada saat saya Presiden Direktur Freeport, ada permintaan dan yang minta pejabat tinggi negara. Untuk itu saya lebih sopan yang meminta dengan courtesy call. Gak hanya DPR tapi DPD dan MPR. Akhirnya terjadi 6 April ketemuan antara DPD, DPR dan MPR," kata Maroef.

Pertemuan pertama ini seremonial dihadiri para staf dan terjadi di komplek Parlemen, Jakarta. Kecuali ketiak bertemu ke ruang Novanto, staf Ketua DPR menyampaikan yang boleh masuk hanya Maroef, sedangkan stafnya menunggu di luar. Ketika itu Maroef membawa profil perusahaan yang biasa untuk dibagikan. Pertemuan berlangsung sekitar 40-60 menit.

BACA JUGA: Iklan Pengacara Lamborghini Itu Adalah Bentuk Ancaman, Melanggar Pidana!

"Menjelang akhir pertemuan, Ketua DPR bilang, Pak Maroef kapan-kapan kita ketemu lagi ngopi-ngopi. Saya katakan siap pak saya tunggu tunggu kabar bapak," jelasnya.

# Pertemuan kedua

Sekitar awal Mei, Maroef mendapat pesan singkat dari Setya Novanto, isinya menanyakan apakah bisa dihubungi atau tidak.

"Awal Mei saya dapat SMS dari Ketua DPR dengan isi singkat "bisa saya call?" . Karena saya hormati saya berinisiatif saya yang telpon. (Novanto) minta ketemu. Saya sampaikan baik kita bisa atur pertemuan. Kemudian lanjut staf yang atur pertemuan kedua," jelasnya.

Tempat pertemuan kedua ditentukan staf Ketua DPR dan berlangsung pada 13 Mei 2015 di kawasan SCBD, hotel Ritz Carlton. Ketika itu Novanto membawa staf cantiknya, Medina. Maroef saat itu dijemput ke lobby oleh staf Novanto karena untuk naik menggunakan kartu akses.

Maroef kaget, karena datang telat, saat itu sudah ada seseorang yang diduga M Riza Chalid sudah berada di ruang pertemuan. Maroef mengaku belum mengenal orang tersebut. Pertemuan tersebut berlangsung sekitar 1 jam lebih. Ketika itu dibahas materi-materi soal Freeport.

"Saya sampaikan bisnis siapa saja boleh asal profesional. Juga ada pebicaraan perpanjangan smelter dan kontrak. Tidak begitu mendalam. Terus dibilang bisa dilakukan pembicaraan di laen waktu. Tapi saya gak tanggapi. Lalu insting saya berjalan, kenapa pembahasan di luar bisnis dan kontrak dilakukan bersama Ketua DPR dan pengusaha. Kenapa enggak ajak anggota Komisi VII," tutur Maroef.

# Pertemuan Ketiga

Setelah pertemuan kedua, Maroef kembali dihubungi. Tapi kali ini oleh M Riza Chalid melalui SMS. Karena tidak ditanggapi Maroef, seminggu kemudian di bulan Juni, Riza kirim pesan singkat lagi. Isinya "Apa kabar pak?" dan ajakan bertemu. Waktu diatur masing-masing staf.

"Staff kami berkounikasi. Dan pertemuan tanggal 8 Juni. Yang menentukan tempat waktu itu pihak staff Ketua DPR. Kebetulan saat itu saya bisa datang. Staffnya Riza bilang telat jadi saya tunggu di loby nunggu dia masuk," ujar Maroef.

Karena sudah curiga di pertemuan kedua, Maroef pun berinisiatif merekam pembicaraan di pertemuan ketiga. Itu dilakukan karena dia sendirian dan rekaman tersebut bisa menjadi jaminan atas nilai-nilai akuntabilitasnya sebagai Presdir PTFI. Setelah perbincangan ringan, terjadilah pembicaraan seperti yang rekaman yang telah diputar di MKD.

"Pada saat pembicaraan ringan terjadi pembicaraan lebih lanjut seperti yang bapak-bapak dengarkan rekaman itu. Rekaman itu seperti apa yang terjadi. Dalam pembicaraan itu, HP saya taruh di atas meja dan dalam posisi merekam. Posisi duduk saya sebelah kiri Ketua DPR dan sebelah kanan RC. Rekaman tidak ada berhenti sedikit pun. Subtansinya persis seperti apa yang bapak-bapak dengarkan tadi malam," pungkasnya. (fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Loh.. Novel Keluar Bareskrim Lewat Pintu Belakang, Ada Apa?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler