jpnn.com, MEDAN - Seleksi penerimaan taruna Akademi Kepolisian Tahun 2017 diwarnai protes. Aksi itu dilakukan oleh calon siswa (Casis) karena diduga telah terjadi kecurangan.
Salah seorang Casis, Sandi Pratama Putra kecurangan itu diawali dari penambahan kuota yang akan dikirim ke Semarang, Jawa Tengah dari 14 menjadi 15 orang. Penambahan kuota tersebut dicurigai untuk meloloskan salah seorang peserta yang menjadi anak pejabat di Polda Sumatera Utara.
BACA JUGA: Calon Siswa Bongkar Kecurangan Seleksi Penerimaan Taruna Akpol
Dari 14 yang dikirim merupakan terdiri dari 13 taruna dan satu taruni yang ditentukan berdasarkan rangking dalam seleksi yang dilakukan di Polda Sumut.
Namun perangkingan itu diabaikan. Menurut Sandi, peserta yang berstatus anak pejabat malah masuk daftar dari pengiriman 19 Juni 2017 ke Semarang. Padahal kata dia, rangkingnya berada di urutan 26 pada saat Pantohir (penentuan tahap akhir).
BACA JUGA: Jenderal Tito Karnavian Tegur Kapolda Jabar
“Padahal masih ada urutan yang lebih bagus, kenapa bisa anak itu yang lolos?” kata Sandi yang mengaku berada di peringkat 14 seperti yang dilansir Sumut Pos (Jawa Pos Group), Kamis (13/7). (jpnn)
BACA JUGA: Kapolri Tegaskan Tidak Ada Prioritas Putra Daerah di Jabar
BACA ARTIKEL LAINNYA... Taruna Akpol Tewas dengan Luka Lebam di Dada dan Jari
Redaktur : Tim Redaksi