jpnn.com - JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, pemerkosaan di dalam angkot terjadi akibat jumlah bus Transjakarta yang belum memadai untuk beroperasi 24 jam.
"Kan saya bilang kalau bus cukup enggak mungkin orang naik angkot. Angkot gelap, sopir tembak, enggak ada lagi," ucap pria yang akrab disapa Ahok itu di kawasan Monas, Jakarta, Senin (22/6).
BACA JUGA: DKI Berultah ke-488, Ini Harapan Ahok-Djarot untuk Jakarta
Karena itu, Ahok memiliki rencana untuk menggandeng operator bus di bawah PT Transjakarta. Nantinya, mereka akan dibayar dengan sistem rupiah per kilometer jika sudah bergabung.
"Kalau sudah begitu, mau enggak kamu naik angkot yang seram tapi lebih mahal? Nah, itu yang kami tawarkan," ujar mantan Bupati Belitung Timur itu.
BACA JUGA: Transjakarta Rem Blong Nabrak Orang, Ini Reaksi Ahok
Ahok mengatakan, bus yang tergabung dengan PT Transjakarta akan bertarif Rp 6 ribu- 7 ribu."(Dengan harga Rp 6 ribu-7 ribu) Anda bebas naik bus di Jakarta yang tergabung dalam sistem rupiah per kilometer," tandasnya.
Seperti diberitakan, jajaran Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Selatan berhasil menangkap DAS (21), sopir tembak yang memerkosa penumpangnya di dalam angkutan kota.
BACA JUGA: Go-Jek akan Difungsikan jadi Angkutan Pengumpan Layanan Bus Transjakarta
Peristiwa pemerkosaan itu dilakukan DAS terhadap NA (35), karyawati swasta di Jalan TB Simatupang, Tanjung Barat, Jaksel, Jumat 19 Juni 2015 pukul 00.30 dini hari WIB. "DAS merupakan pelaku pemerkosaan di angkutan umum," kata Kapolrestro Jaksel Kombes Wahyu Hadiningrat, Minggu (21/6). (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahok Beberkan Penyebab Maraknya Omprengan di Jakarta
Redaktur : Tim Redaksi