jpnn.com, JAKARTA - Data dari ViaWallet Explorer menyebutkan bahwa ada sekitar 250 ribu transaksi bitcoin baru tiap hari, sedangkan
Sementara itu, Etherscan.io mengungkapkan volume transaksi harian dari jaringan Ethereum mencapai sekitar 1 juta. Ini menunjukkan adanya permintaan besar untuk transaksi aset kripto.
BACA JUGA: Mudahkan Pengguna Bertransaksi, CoinEx Hadir dalam 16 Bahasa
Tentu saja perputaran itu sering memancing minat dari pelaku kejahatan. Baru-baru ini, terkadang kripto tidak dikirim ke penerima, meskipun transaksi sudah dikonfirmasi oleh blockchain.
Contohnya, si A yang mengirim USDT 100 ke alamat dompet kripto si B dan si B berhasil menerima dana tersebut.
BACA JUGA: Banyak Proyek Stablecoin Crypto Gagal, CoinEx Beri Solusi Begini
Besoknya, si A mencoba mengirim lagi USDT 200 ke si B. Namun, si A ingin menghemat waktu dan mengklik riwayat transaksi untuk menyalin alamat si B dan menempelkannya ke halaman transaksi. Namun, saat transaksi selesai, si B mengatakan bahwa USDT 200 yang dikirim si A tidak ia terima.
“Alamat dompet kripto tipikal adalah rangkaian sepuluh digit yang terdiri dari huruf dan angka, membuatnya benar-benar tidak dapat dibaca dan diingat,” ujar CEO dan Pendiri crypto exchange CoinEx, Haipo Yang, dalam keterangannya, Senin (19/12).A
BACA JUGA: CoinEx Futures Utamakan Keamanan Bertransaksi Bagi Pengguna
Dalam contoh kasus di atas, alamat si B telah disamarkan oleh aktor jahat yang alamatnya mirip seperti milik si B (digit pertama dan lima digit terakhir).
Si A pun mengira transaksi yang ia lakukan akan diterima oleh si B setelah memeriksa lima digit terakhir dari alamat yang disamarkan tersebut.
Si A kemudian menyalin alamat tersebut dan menyelesaikan transaksi kedua, mentransfer 200 USDT ke alamat aktor jahat, bukan ke alamat si B. Hal ini biasanya disebut jebakan alamat terselubung.
Haipo Yang mengutip ViaWallet pun membagikan beberapa tips agar aman menggunakan dompet kripto, seperti usahakan untuk lebih teliti lagi dalam memasang alamat penerima sebelum melakukan transfer untuk mengidentifikasi alamat yang disamarkan.
Selain itu, simpan alamat yang sering digunakan ke dalam “Buku Alamat” di halaman “Saya” melalui ViaWallet, seperti nama panggilan dan komentar.
"Hal ini dapat membantu Anda menemukan alamat penerima dan mengidentifikasi alamat yang disamarkan dalam waktu singkat," tuturnya.
Kemudian, saat melakukan transaksi, harap salin alamat lengkap penerima yang akurat, seperti alamat setoran, alamat dompet dan lainnya.
"Jangan hanya menyalin alamat dari riwayat catatan transaksi," ucapnya.
Terakhir, jangan bertransaksi dengan orang asing. Anda harus berhati-hati dengan transaksi dari sumber yang tidak diketahui. Jika ada implikasi keamanan, harap transfer aset Anda ke alamat wallet yang aman dan tepercaya.
“Meski aktor jahat memiliki banyak cara dan trik untuk mencuri, selama kita mengikuti langkah-langkah yang disarankan ViaWallet, mereka tidak akan bisa membuat kita lengah,” jelas Haipo Yang.
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh