Begini Cara Baru Hitung Nilai Ujian SBMPTN 2018

Senin, 09 April 2018 – 17:06 WIB
Ketua Panitia SNMPTN/SBMPTN Ravik Karsidi, yang juga menjabat Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Foto: Dok. UNS

jpnn.com, JAKARTA - Sistem penilaian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2018 diubah, berbeda dengan metode penghitungan nilai ujian yang diterapkan sebelumnya.

Panitia Pusat Seleksi Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru Perguruan Tinggi Negeri (SNPMBPTN) 2018 mengumumkan perubahan tersebut.

BACA JUGA: Pengamat Dukung Cara Hitung Nilai Ujian SBMPTN Diubah

Menurut Ketua SNPMBPTN 2018 Ravik Karsidi, penilaian terhadap jawaban SBMPTN 2018 tidak lagi menggunakan skor 4 untuk jawaban benar, skor 0 untuk yang tidak menjawab dan skor negatif (-1) untuk jawaban yang salah seperti SBMPTN 2017.

"Metode penilaian pada SBMPTN 2018 tidak hanya memerhitungkan jumlah soal yang dijawab dengan benar dan salah oleh peserta tetapi juga memerhitungkan karakteristik setiap soal khususnya tingkat kesulitan dan sensitivitasnya dalam membedakan kemampuan peserta," ungkap Ravik, Senin (9/4).

BACA JUGA: Cara Menghitung Nilai Ujian SBMPTN Bakal Diubah

Dia menjelaskan, metode penilaian oleh panitia pusat dilakukan melalui 3 tahap. Tahap I, seluruh jawaban peserta SBMPTN 2018 akan diproses dengan memberi skor 1 (satu) pada setiap jawaban yang benar dan skor 0 (nol) untuk setiap jawaban yang salah atau tidak dijawab/kosong.

Tahap II, dengan menggunakan pendekatan Teori Response Butir (Item Response Theory) maka setiap soal akan dianalisis karakteristiknya, di antaranya adalah tingkat kesulitan relatifnya terhadap soal yang lain, dengan mendasarkan pada pola respons jawaban seluruh peserta tes tahun 2018.

BACA JUGA: BSNP: Amanat PP, Nilai UN Dipakai Masuk PTN

"Dengan menggunakan model matematika maka akan diketahui tingkat kesulitan soal-soal yang dikategorikan mudah, sedang, maupun sulit," terang rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).

Dia menjelaskan, karakteristik soal yang diperoleh pada tahap II, kemudian digunakan untuk menghitung skor setiap peserta. Soal-soal sulit akan mendapatkan bobot lebih tinggi dibanding soal-soal yang lebih mudah.

Tahap-tahap penghitungan skor ini dilakukan oleh tim yang memiliki kompetensi di bidang pengujian, pengukuran dan penilaian.

"Dengan sistem ini, setiap peserta yang bisa menjawab jumlah soal yang sama dengan benar akan memperoleh nilai berbeda tergantung pada soal mana saja yang mereka jawab dengan benar," bebernya

Dia mencontohkan, peserta A menjawab dengan benar 5 soal yaitu nomor 1,5,7,1 dan 13. Sedangkan peserta B juga menjawab 5 soal dengan benar yaitu nomor 1, 5, 9, 12 dan 15.

Kedua peserta tersebut akan mendapatkan skor akhir yang berbeda karena butir soal yang dijawab dengan benar oleh peserta A memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dengan butir soal yang dikerjakan dengan benar oleh peserta B.

Ravik menyebutkan, model pemberian skor ini sudah lama digunakan secara meluas di negara-negara maju di Amerika dan Eropa karena menyertakan karakteristik setiap soal dalam penilaian. Skor yang diperoleh akan lebih fair dan bisa membedakan kemampuan peserta dengan lebih baik.

Petunjuk pengerjaan soal yang sesuai dengan sistem penilaian di atas, sudah disertakan pada setiap set soal SBMPTN yang diujikan. (esy/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nilai Unas dan USBN Tidak Dipakai di SNMPTN


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler