jpnn.com, JAKARTA - Chief Executive Officer (CEO) TikTok Kevin Mayer mengatakan, pemerintah Tiongkok tidak pernah meminta data pengguna.
Jika mereka meminta data tersebut, TikTok pun tidak akan memberikannya.
BACA JUGA: Update Corona 4 Juli: Pertambahan Kasus Meningkat, Jawa Timur Tertinggi
"Saya dapat mengkonfirmasi bahwa pemerintah China tidak pernah meminta kepada kami untuk data TikTok dari pengguna India," kata Mayer seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (4/7).
Untuk menyakinkan mereka, Meyer mengatakan bahwa data untuk pengguna India tidak ada di China melainkan di Singapura.
BACA JUGA: KPK Mulai Menyadap Aktivitas Bupati Kutai Timur Sejak Februari
"Jika kami pernah menerima permintaan seperti itu di masa depan, kami tidak akan mematuhinya," ungkapnya.
Menurutnya, data pengguna, keamanan dan kedaulatan India sangat penting bagi TikTok. Pihaknya juga menjelaskan rencannya untuk membangun pusat data di India.
BACA JUGA: Survei Tempatkan Anies & Ganjar Paling Responsif Atasi Corona, Bu Risma di Posisi Berapa?
Dikatakan, surat itu dikirimkan TikTok sebelum adanya pertemuan antara Pemerintah India dan anak perusahaan ByteDance pada minggu depan.
Sementara menurut sumber yang akrab dengan pemerintah India, larangan TikTok di India tidak mungkin dicabut dalam waktu dekat.
Akibat larangan aplikasi TikTok di India menimbulkan kekecewaan sejumlah bintang TikTok yang terus bertambah di negara tersebut.
Di sisi lain, pesaing TikTok yang berasal dari India, Raposo menambah 22 juta pengguna baru dalam 48 jam setelah larangan berlaku. (mg9/jpnn)
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian