Begini Cara Kader Tidar di Turki Mendukung Kesetaraan Gender

Minggu, 11 Februari 2024 – 20:01 WIB
Anggota DPR-RI Komisi X Hj. Himmatul Aliyah, M.Si menyampaikan bahwa perempuan tidak boleh buta politik. Dokumen DPP Gerindra

jpnn.com, JAKARTA - Organisasi sayap partai Gerindra, Kader Tunas Indonesia Raya (Tidar) di Turki mendorong prinsip kesetaraan dan keadilan gender.

Salah satu upaya Tidar mendorong kesetaraan gender adalah dengan menyelenggarakan diskusi bersama legislator perempuan Himmatul Aliyah.

BACA JUGA: Momen Cak Imin Berselawat di Kampanye Akbar, Sindir Politik Dinasti dan Konstitusi Hancur

Anggota DPR-RI Komisi X Hj. Himmatul Aliyah, M.Si menyampaikan bahwa perempuan tidak boleh buta politik.

Himma menyebutkan perempuan perlu mendapatkan pemahaman tentang pentingnya peranan mereka dalam dunia politik.

BACA JUGA: Ribuan Perempuan Banyumas Berdoa Demi Pemilu Damai untuk Perubahan

Hal itu disampaikan Himma saat diskusi dengan mengangkat tema “Peran Perempuan: Partisipasi dan Empowerment Perempuan pada Pesta Demokrasi dalam Membangun Masa Depan Bangsa yang Inklusif” di Jakarta, beberapa waktu yang lalu.

"Suara perempuan dapat menentukan siapa pemimpin yang akan mewakili mereka dan bisa mempengaruhi kebijakan politik," ucap Himmatul seperti dikutip, Minggu (11/2).

BACA JUGA: Wakil Ketua MPR: Kesenjangan Akses Kesehatan Bagi Perempuan Harus Segera Diatasi

Dia pun menceritakan kisah tentang sekumpulan TKW (tenaga kerja wanita) di Hongkong yang menyampaikan keresahan terkait kebijakan di dalam undang-undang. 

Salah satu kebijakan yang memberatkan mereka adalah mekanisme perpanjangan kontrak kerja yang mengharuskan mereka untuk mengurusnya di Indonesia.

Dalam proses pengesahan sebuah aturan baru menjadi undang-undang, dibutuhkan usaha yang tidak semudah membalik telapak tangan. 

Namun, setelah diusahakan melalui birokrasi pemerintah yang tepat dan proses yang lumayan panjang, tuntutan yang mereka ajukan akhirnya bisa disahkan menjadi undang-undang baru.

“Inilah kenapa perempuan ini sangat penting berada di politik. Saya kagum dengan teman-teman di Hongkong (karena) rata-rata itu kritis. Meskipun mereka bekerja di luar negeri, tetapi mereka masih tetap memantau tanah air. Kalau semua perempuan bisa seperti ini, maka hasilnya akan luar biasa,” ucap Himma.

Himma pun mengajak seluruh perempuan aktif memberikan banyak pencerahan dan sering berbagi informasi terkait politik kepada masyarakat, khususnya perempuan di Indonesia.

Sebagai perbandingan, pada Pemilu 2014, terdapat 37,4 persen perempuan yang terdaftar sebagai calon anggota DPR. 

Kemudian, pada Pemilu 2019 terdapat 40 persen dan pasa 2024 tercatat sebanyak 37,13 persen dari total keseluruhan calon anggota DPR.

"Dari data pemilu selama 10 tahun ke belakang tersebut, menunjukan bahwa minat perempuan untuk menjadi calon legislatif tidak pernah kurang dari 35 persen," kata Himma. 

Menurutnya, angka ini akan terus melambung jika transfer pengetahuan politik kepada perempuan bisa semakin tersampaikan dengan baik.

Himma juga banyak berbagi cerita terkait sepak terjang dan peranannya sebagai perempuan.

Adapun diskusi itu dibuka oleh Viony Karunissa Kurniawan, kader Tunas Indonesia Raya di Turki, selaku pembawa acara yang juga merupakan Duta Pariwisata DKI Jakarta 2021. Kemudian, Arnita Rodelina Turnip, S.E., M.B.A, yang memoderatori kegiatan selama diskusi berlangsung. (mcr10/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Politik   TIDAR   Perempuan   legislator  

Terpopuler