Begini Cara Kementan Jaga Ketahanan Pangan di Era Pandemi dan Digital

Rabu, 24 November 2021 – 22:42 WIB
Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementerian Pertanian Leli Nuryati. Foto tangkapan layar Zoom

jpnn.com, JAKARTA - Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementerian Pertanian Leli Nuryati mengatakan di era pandemi Covid-19, banyak tantangan yang dihadapi.

Diperlukan kebijakan pembangunan petanian di era digital.

BACA JUGA: Lewat Cara ini LTI Berkolaborasi dalam Percepatan Pembangunan Infrastruktur Digital

Selain itu, pesatnya era digital menjadi tantangan tersendiri bagi para pemangku kepentingan untuk beradaptasi.

"Di internal, tantangan dan ancaman pandemi Covid-19 telah menimpa semua sektor, dan kita harus tetap mempertahankan agar ketahanan pangan tetap terjaga dengan kebijakan kementerian pertanian yang diarahkan untuk mningkatkan kesejahteraan petani," ujar Leli dalam webinar Inovasi Digitalisasi dan Pembiayaan sebagai Kunci Ketahanan Pangan Nasional yang Berkelanjutan.

BACA JUGA: LPEI Bahas Penguatan Ekspor dalam Asian Exim Bank Forum

Untuk mendukung ketahanan pangan dan peningkatan daya saing berkelanjutan, Kementan memiliki strategi pembangunan pertanian melalui lima Cara Bertindak (CB).

"CB1 peningkatan kapasitas produksi, CB2 diversifikasi pangan lokal, kemudian ketiga penguatan cadangan dan sistem logistik pangan. Kemudian keempat, pengembangan pertanian modern yang didalamnya adalah memanfaatkan digitalisasi seperti pengembangan smart fsrming. Kemudian yang kelima adalah gerakan tiga kali ekspor," jelas Leli.

BACA JUGA: Efisiensi Logistik Pelabuhan Bakal Percepat Pemulihan Ekonomi

Sementara dari sisi pembiayaan, Kementan melakukan tiga inovasi kebijakan KUR sektor pertanian dengan Meningkatkan KUR tanpa agunan tambahan dari Rp 50 juta menjadi Rp 100 juta.

Kemudian pemberian fasilitas KUR khusus untuk kelompok (cluster) komoditas pertanian dan komoditas produktif lainnya dengan perusahaan mitra sebagai Bapak Angkat (offtaker); dan Relaksasi ketentuan KUR berupa penundaan pembayaran pokok, perpanjangan jangka waktu dan penambahan limit KUR.

Hasilnya serapan KUR sektor pertanian per 12 November 2021 telah mencapai Rp 74,47 triliun yang disalurkan kepada lebih dari 2 juta debitur. Adapun penyaluran KUR ini mencapai 106,38% dari target Rp 70 triliun.

Selanjutnya dari sisi digitalisasi, Kementan mengembangkan Agriculture War Room (AWR) berbasis AI, IoT, dan Robot Construction. Leli bilang dimanfaatkan untuk lemantauan kegiatanbudidaya pertanian, pascapanen, pengolahan dan pemasaran.

"Lalu monitoring ketersediaan dan distribusi saranaproduksi pertanian (benih, pupuk, alsintan, dll); sarana pelatihan petanidan petugas; serta sarana penyuluhan pertanian," tukasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Supply Chain Dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan, Bulog mendukung tiga pilar ketahanan pangan yaitu ketersediaan, keterjangkauan dan stabilitas harga.

Sesuai Perpres 48/2016, Perum Bulog melaksanakan kebijakan pembelian padi, jagung dan kedelai dengan ketentuan harga acuan atau HPP, dan fleksibilitas harga sesuai dengan ketentuan yang diperlukan dan melakukan hak importasi bila diperlukan.

"Kita juga sudah mempunyai sistem online di seluruh Indonesia. Jadi pada saat transaksi pembelian di gudang manapun, dari pusat sudah bisa langsung memonitor dan semuanya sudah terkontrol daru kantor pusat," papar dia.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler