jpnn.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) mengatakan memiliki strategi jitu untuk bisa mewujudkan target peningkatan produksi padi, bahkan ekspor beras di tahun 2022.
Salah satunya menggunakan cara modern atau yang beda dengan tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Kementan: Penerapan Smart Farming Genjot Produksi dan Ekspor Pertanian
Sebab, hal itu untuk menjawab tantangan dampak perubahan iklim ekstrim dan pandemi covid 19.
Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi pada webinar Bimbingan Teknis dan Sosialisasi Propaktani, Kamis (3/2).
BACA JUGA: Mentan Indonesia dan Australia Membahas Tiga Hal Penting Ini, Catat
Menurut dia inovasi itu dilakukan sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, upaya peningkatan produksi padi di tahun 2022 harus dengan menggunakan cara-cara modern.
Karena itu, kata dia, terobosan yang dilakukan percepatan tanam, indeks pertanaman (IP) 400 atau tanam 4 kali setahun, dan perluasan areal tanam baru adalah melakukan budidaya padi ramah lingkungan.
BACA JUGA: Kinerja Kementan Dipuji, Politisi Demokrat: 3 Tahun Kita Tak Lakukan Impor Beras
“Pada saat pandemi saat ini semua orang membutuhkan makanan yang sehat. Mari kita bersama petani menyiapkan bahan makanan sehat," ungkap Suwandi.
Dia menjelaskan sehat itu tidak hanya untuk manusia, tetapi juga lingkungan. Agar lebih ramah maka harus mengurangi penggunaan pupuk pestisida kimia.
"Kurangi obat-obatan sintesis, gunakan yang bersifat bio seperti pupuk organik, pupuk hayati, bio-pestisida dan pengendalian hama terpadu,” tuturnya.
Suwandi menjelaskan budidaya padi ramah lingkungan adalah bukan ilmu baru, tetapi mengembalikan kesuburan tanah sudah menjadi cara bertani petani Indonesia seperti pada zaman dahulu.
Dengan teknik budidaya padi itu, tanah yang sudah tandus dan gersang karena instensif kimiawi bisa dikembalikan menjadi subur.
Sebab, apa yang digunakan hari ini akan diwariskan untuk anak cucu ke depan.
“Jangan kita merusak dan meracuni lahan hanya untuk mengejar produksi sementara kita menghilangkan hara di lahan itu,” ujarnya.
Suwandi menambahkan sesuai kebijakan pembangunan pertanian arahan Mentan Syahrul, untuk melakukan proses budidaya harus berskala ekonomi dalam skala kawasan dan harus komprehensif.
Artinya ditangani mulai aspek hulu, budidaya onfarm, hilir hingga pasar sehingga menjadi ekosistem satu kesatuan utuh dan aspek kelembagaan yang harus ditata, perlu offtaker yang menjamin kesiapan permodalan (KUR) dan aspek pasar.
Proses budidaya yang sudah dilakukan dengan baik, sambungnya, tentunya harus diikuti dengan hilirisasi baik yang dilakukan petani maupun kemitraan dengan Industri.
Ini yang akan menjamin keberlanjutan /sustainabilitas dengan pendekatan skala Kawasan.
“Contoh skala Kawasan dalam pengembangan IP 400 skala luas di Sukoharjo, Sragen, Klaten, Bantul, Bone perlu diperhatikan pengaturan pola tanam bareng, penggunaan benih unggul semai diluar, mekanisasi diperkuat karena jarak panen tanam hanya 5 hari,” terangnya.
Ketua Ikatan Sarjana Wanita Indonesia (ISWI), Retno Sri Indah Lestari mengacungan jempol terkait strategi yang dijalankan Kementan dalam meningkatkan produksi padi guna menghadapi dampak perubahan iklim dan pandemi covid 19.
Strategi meningkatkan produksi padi antara lain melalui intensifikasi, yaitu upaya peningkatan produksi, produktivitas dengan mengoptimalkan lahan pertanian yang ada antara melalui penggunaan bibit unggul, pengendalian hama terpadu, penggunaan pupuk sesuai kebutuhan, pengairan, pemeliharaan, dan penyuluhan.
“Ini sangat bagus sekali untuk mengoptimalkan pontensi sumberdaya alam dan mengefisien penggunakan input pertanian dan mendorong penggunakan teknologi modern,” ucapnya.
Strategi lain, dikatakan Retno, yaitu melalui ektensifikasi yaitu upaya meningkatkan hasil pertanian dengan memperluas lahan pertanian.
Biasanya lahan yang belum dimanfaatkan, lahan bera, dan sebagainya.
Salah satu yang digalakan Kementan dalam upaya peningkatan luas tanam adalah Program PATB (Perluasan Areal Tanam Baru).
“Tentunya dalam pengelolaan pertanian padi ini, aspek lingkungan, sosial serta keberlanjutan lahan budidaya perlu diperhatikan, salah satunya melalui budidaya ramah lingkungan berkelanjutan,” kata dia. (mrk/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Syahrul Beri Penghargaan ke SDM Pertanian Berprestasi
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian