jpnn.com, JAKARTA - Harga Bitcoin masih berada dikisaran lebih dari 423 juta rupiah, pada Jumat (31/3) pukul 12.00 WIB.
Kenaikan harga kripto ini dialami sejumlah kripto seperti Ripple yang naik 3.07% ataupun Avalanche yang naik 4.76%.
BACA JUGA: Bitcoin Naik Lebih dari 60%, CEO Indodax Beri Tips Jitu Berinvestasi
Reli kenaikan harga kripto memang sudah terjadi sejak awal Maret. Tak salah banyak yang menganggap Maret merupakan bulan di mana kripto sedang mengalami reli bullish.
CEO Indodax Oscar Darmawan menjelaskan penyebab kripto naik karena permintaan mengenai aset kripto jauh lebih banyak dari penawaran.
BACA JUGA: Amar Bank Terapkan Sistem Pembayaran BI-FAST
Namun tentu ada pemicu yang menyebabkan permintaan terhadap kripto naik.
"Misalnya saja ketika beberapa waktu lalu Bitcoin menyentuh harga ATH nya hampir satu miliar rupiah, faktor pemicunya karena banyak masyarakat yang semakin melek terhadap eksistensi Bitcoin dan juga kripto. Mereka banyak mendapatkan awareness dari media massa di mana harga Bitcoin naik sekian persen sehingga memutuskan untuk membeli Bitcoin. Bitcoin yang memiliki maksimum supply, dihadapkan oleh banyaknya pembelian dari masyarakat otomatis akan membuat harganya makin tinggi," jelas Oscar.
BACA JUGA: Terus Melobi FIFA, Erick Thohir Berkomitmen Wujudkan Impian Masyarakat Indonesia
Bull trap merupakan istilah di dunia trading termasuk dalam trading kripto dimana harga kripto tersebut naik secara cepat setelah mengalami momen bearish yang cukup lama.
"Dengan naiknya harga kripto ini akan membuat investor percaya bahwa harga kripto ini akan terus mengalami reli bullish dan mulai membeli kripto. Namun, kenyataannya volatilitas kripto sangat cepat. Setelah kripto tersebut berada di harga tertentu, harga aset akan terkoreksi sehingga investor akan merasa kecewa karena terlanjur membeli pada saat harga tinggi dan perlu menunggu lagi untuk harganya bisa naik kembali," jelas Oscar.
Untuk terhindar dari bull trap penting untuk setiap investor mempelajari terlebih dahulu bagaimana teknik trading yang baik sebelum terjun untuk bertransaksi kripto.
"Investor perlu melakukan riset terlebih dahulu dan analisis fundamental sebelum memutuskan untuk membeli aset kripto. Menggunakan analisis fundamental, investor akan mengetahui proyek yang sedang dikembangkan token ataupun koin yang hendak dibeli, tim pengembang yang berada di latar belakang pembentukan kripto tersebut, serta roadmap dan potensi utility dari kripto yang hendak dibeli. Investor perlu melakukan riset dan analisis sendiri," jelas Oscar.
Selain itu, investor perlu memahami istilah Relative Strength Index (RSI), yang digunakan untuk mengukur pergerakan harga.
Istilah RSI ini dalam kripto merupakan suatu indikator untuk menentukan kondisi pasar dimana kripto sedang terlalu banyak pembelian atau terlalu banyak penjualan.
"Dengan mempelajari cara membaca RSI investor akan mengetahui bahwa setelah nilai suatu kripto menyentuh lebih dari 70 maka kita bisa simpulkan bahwa kondisi market sudah menyentuh kondisi terlalu banyak pembelian. Investor Tidak perlu memantau setiap menit, namun investor tetap perlu memantau tren harga kripto sesekali jika skor RSI tersebut sudah mendekati atau melampaui level resistance maka investor perlu berhati hati karena bisa ada bull trap," kata Oscar.
Tips penting lainnya yang perlu diperhatikan oleh investor, mereka bisa memanfaatkan salah satu fitur yang ada di Indodax yaitu perintah trading (Stop Loss Order).(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada