Begini Cara Menteri Arman Atasi Masalah Harga Jagung

Kamis, 16 Februari 2017 – 21:18 WIB
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berdiskusi dengan petani di Lampung Selatan, Kamis (16/2). Fathan Sinaga/JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Menteri Pertanian Andi Arman Sulaiman menghadiri acara jual beli antara Gabungan Pengusaha Makanan Ternak (GPMT) dengan Gapoktani Gemaripah di Desa Teginereng, Kabupaten Pesawaran, Lampung, Kamis (16/2).

Dalam kesempatan ini, Arman mendapati laporan dari petani bahwa masih ada perantara yang membeli jagung di bawah harga pemerintah.

BACA JUGA: Menteri Amran: Kini Petani Jagung Tak Perlu Khawatir

Hal ini terungkap saat Arman menjadi pembicara dengan penyampaian komunikatif.

"Sekarang saya tanya, apakah petani jagung sudah sejahtera," tanya dia kepada petani dan kelompok tani.

BACA JUGA: Peluang Triliunan Rupiah Untuk Kesejahteran Pekebun

"Belum, Pak Menteri, masih rugi," timpal salah seorang petani.

Mendengar hal itu, Arman kaget. Dia langsung memanggil petani tersebut dan meminta penjelasannya.

BACA JUGA: Menteri Amran Curhat Pernah Diserang Gara-Gara Jagung

"Kan harga sudah ditentukan. Dan pengusaha, saya sudah tekankan lewat kadis pertanian di sini, untuk mematok harga Rp 3.100 per kg untuk jagung kering dan Rp 2.500," terang Arman.

Pria berdarah Bugis ini juga menambahkan, jika pengusaha tidak mau dengan harga itu, maka petani bisa menjualnya ke Bulog dengan harga minimal tersebut.

"Iya, Pak Menteri. Harga memang demikian. Tapi saya jual Rp 2.300. Tengkulak mungkin jual Rp 3.500 (ke pengusaha)," kata dia.

Mendengar itu, Arman sontak tambah kaget. Sebab, baru saja di menyaksikan serah terima jual beli jagung antara kelompok tani dengan GPMT.

GPMT membeli dari petani 10.000 kg dengan harga per kg Rp 3.500.

Ternyata, di balik pembelian itu, ada kecurangan.

"Ini yang menyebabkan petani kita sulit. Petani ini menjual Rp 2.300, dan perantara ini menjual kembali ke produsen utama Rp 3.500. Berarti ada selisih Rp 1.200," jelas dia.

Menurutnya, selisih tersebut sangat tinggi, sedangkan perantara ini hanya menunggu hasil panen dan meneruskannya ke produsen utama.

Sementara petani, menanggung semua risiko, baik tenaga, materi, ancaman hama, dan gagal panen karena cuaca.

"Sekarang tidak boleh lagi begini," jelasnya.

Sambil menunjuk Kepala Bulog Lampung, Arman meminta mereka mengawasi perantara yang nakal.

"Di sini semua perwakilan ada, gubernur ada, DPR, DPD, pengusaha, dan petani. Kalau ada yang jual di bawah harga, segera Bulog ambil alih. Beli itu jagung petani, kalian punya uang," tegas Arman. (Mg4/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Amran Pernah Ditelepon Presiden karena Jagung


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler