Begini Cara Pemerintah Ajak Tokoh Adat Tangkal Hoax

Jumat, 15 Februari 2019 – 12:47 WIB
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta jajaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Kota Singkawang melakukan sosialisasi pemilu kepada masyarakat adat Suku Dayak di Kalimantan Barat. Foto dok Kominfo

jpnn.com, SINGKAWANG - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta jajaran Komisi Pemilihan Umum (KPU) di Kota Singkawang melakukan sosialisasi pemilu kepada masyarakat adat Suku Dayak di Kalimantan Barat. 

Sosialisasi ini merupakan upaya kampanye pemilih cerdas yang dilakukan rutin oleh pemerintah bekerja sama dengan KPU.

BACA JUGA: Kemendagri Jawab Isu e-KTP WNA Bisa Dipakai Mencoblos

Direktur Informasi dan Komunikasi Polhukam Kemenkominfo Bambang Gunawan mengatakan baru kali ini pihaknya melibatkan para tetua dan tokoh adat setempat dalam Forum Sosialisasi Pemilu 2019 Menjadi Pemilih Cerdas.

“Kali ini kami lakukan pendekatan dengan melibatkan tokoh adat. Dengan pendekatan melalui para tetua atau kepala suku, masyarakat memahami akan arti pentingnya memilih dalam Pemilu serta sekaligus dapat terdorong untuk berpartisipasi aktif secara cerdas dalam memilih di pemilu mendatang,” ujar Gunawan di Singkawang, Kalimantan Barat Jumat, (15/2).

BACA JUGA: Ingat, Pemilu Bukan Ajang Mencari Musuh

Selain itu, Gunawan juga terus mengkampanyekan penangkalan berita hoax dalam Pemilu. Kampanye anti hoax merupakan bagian dari upaya menjadikan pemilih cerdas dalam memilih sehingga bisa menyalurkan suara tanpa intervensi dari pihak manapun.

Gunawan juga menyampaikan kepada masyarakat adat suku Dayak bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menangkal berita hoax agar seluruh lapisan masyarakat mendapatkan informasi yang benar, terutama terkait pemilu 2019.

BACA JUGA: Nasihat Ngabalin dan Ajakan Rian Ernest untuk Milenial

“Terkait berita hoax jelang pemilu, Kementerian Kominfo telah melakukan berbagai upaya seperti menerima aduan konten untuk diblokir dan terutama melakukan berbagai forum-forum literasi seperti ini agar masyarakat lebih aware terhadap informasi hoax agar menjadi pengguna handphone yang cerdas dalam menerima informasi,” tuturnya.

Sementara, Kasubdit Informasi Dan Komunikasi Pertahanan Dan Keamanan Kemenkominfo Dikdik Sadaka di forum yang sama mengatakan, pendekatan kesukuan merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan partisipasi pada pemilu mendatang.

“Jika masyarakat adat sudah memahami pentingnya arti Pemilu, maka akan mendorong partisipasi aktif secara cerdas dalam memilih di pemilu mendatang,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua KPU Singkawang Riko, mengatakan pihaknya selaku penyelenggara pemilu menghimbau agar masyarakat Dayak memastikan di mana lokasi mereka memilih pada hari-H pemilihan, sembari menegaskan bahwa Kota Singkawang telah siap menyongsong pemilu serentak pada 17 April 2019.

“Kami menghimbau agar masyarakat adat untuk memastikan ke KPU Singkawang jika ingin pindah lokasi pemilihan, untuk memastikan diri bisa memilih pada 17 April nanti. Kalau tidak memilih, maka kita akan mendapatkan wakil rakyat yang tidak kompeten,” pungkasnya.(chi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemangku Kepentingan Harus Bersinergi demi Pemilu Damai


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler