Begini Kisah Pendampingan dari Kemensos terhadap KPM Bermental Dak Kawa Nyusah

Selasa, 25 Januari 2022 – 18:42 WIB
Pendamping PKH menjadi kepanjangan tangan Kemensos sebagai tempat bertanya terkait program Kemensos. Foto: Humas Kemensos

jpnn.com, PANGKALPINANG - Indikator berhasilnya program pengentasan kemiskinan bisa dinilai melalui perubahan para keluarga penerima manfaat (KPM) dari tidak berdaya menjadi berdaya hingga bisa graduasi mandiri.

Keberhasilan itu tidak lepas dari hadirnya pendamping program keluarga harapan (PKH) yang melakukan pendekatan melalui pertemuan peningkatan kemampuan keluarga (P2K2).

BACA JUGA: Melalui Program Keluarga Harapan, Kemensos Bantu Sukseskan Usaha Jagung Raneti

Para pendamping PKH Kota Pangkalpinang, dalam video di YouTube Channel Linjamsos Oke yang diunggah pada 24 Desember 2021 membagikan cerita pendampingan yang dapat membantu KPM menata kehidupan agar lebih baik.

Pendamping di Kecamatan Rangkui, Fini Hasti, menyatakan, hingga akhir 2021, di Kota Pangkalpinang tercatat 4 ribu KPM dengan karakteristik dan cara menyikapi kehidupan yang berbeda-beda.

BACA JUGA: Maruf dan Risma Tinjau Lokasi Gempa Pandeglang, Kemensos Salurkan Bantuan

Pandangan hidup para KPM beragam. Salah satunya, ada istilah dak kawa nyusah yang berarti berpangku tangan, tidak mau susah atau bermalas-malasan.

“Memang ada sebagian KPM memiliki karakter dak kawa nyusah. Namun, ada juga yang aktif dengan berbagai program yang dilaksanakan pendamping PKH saat memberikan edukasi dalam pertemuan di P2K2,” ujar Fini.

BACA JUGA: Kemensos Kucurkan Rp 1 Miliar untuk Bangun Rumah Warga Baduy Pasca Kebakaran

Ada kasus KPM yang anaknya tidak mau sekolah dan orang tuanya pasrah. Dalam kasus seperti ini, pendamping PKH bertugas meyakinkan orang tua untuk peduli terhadap anaknya agar mau sekolah.

“Itu kejadian nyata, bahkan saya sendiri antar anak itu ke sekolah, memberikan pendampingan dan edukasi,” tutur pendamping PKH lain di Kecamatan Rangkui, Ikhsan Ramadhani.

Pendamping PKH di Kecamatan Bukit Intan, Riatul Hafidah, menyatakan bahwa banyak anak KPM yang berprestasi.

Hal itu terjadi usai orang tua mereka mengikuti P2K2 dengan materi untuk mengubah perilaku menjadi positif.

“Banyak prestasi anak-anak PKH. Misalnya, Fatmawati, anak ibu Duriyati, yang menjadi atlet nasional dan tampil di acara jambore PKH di Jakarta beberapa waktu lalu," katanya.

Adanya P2K2 berhasil memberikan motivasi kepada KPM untuk graduasi mandiri. Salah satunya, mengelola keuangan saat membangun usaha dari kondisi susah hingga berhasil graduasi.

Tak hanya dalam kegiatan P2K2, pendamping PKH menjadi kepanjangan tangan Kementerian Sosial (Kemensos) sebagai tempat bertanya terkait program Kemensos.

Misalnya, bantuan beras, bantuan sosial tunai (BST), permasalahan bantuan tidak cair, dan lain sebagainya.

“Jadi, kami bekerja 24 jam, bahkan hingga tengah malam ada yang menelepon untuk curhat masalah keluarga. Kami layanani sesuai moto pendamping PKH, yaitu sopan, santuan, integritas, dan profesional,” kata Riatul. (mrk/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler