jpnn.com, JAKARTA - Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando dikeroyok sekolompok orang di depan Gedung DPR/MPR pada Selasa (11/4) sore.
Akibatnya, Ade babak belur hingga mengalami luka-luka di bagian wajah.
BACA JUGA: Demo di Patung Kuda: Mahasiswa Membawa Poster Begini
Dosen yang kerap membela Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu bahkan sampai tak mengenakan celana.
Dalam video beredar, terekam sejumlah terduga pelaku yang memukul dan menendang Ade Armando.
BACA JUGA: Ade Armando Babak Belur Dikeroyok Pedemo di DPR, Celananya Dipeloroti
Salah satunya, pria berjaket hitam dan mengenakan kopiah putih yang memukul Ade Armando di bagian kepala.
Beberapa orang terlihat mencoba melerai aksi pengeroyokan itu.
BACA JUGA: Mahasiswa Merangsek Masuk Area Gedung DPRD Bekasi, Tri Akhirnya Muncul
Jumlah terduga pelaku yang cukup banyak membuat peleraian itu tak berhasil. Ade terus dipukul dan ditendang sejumlah terduga pelaku.
Sebelum pengeroyokan, Ade sempat cekcok dengan massa.
Walakin, aksi pengeroyokan pun tak terhindari. Singkatnya, Ade mengalami luka bengkak di bawah kedua matanya.
Celana Ade sempat ditelanjangi para terduga pelaku.
Hal itu terlihat, saat petugas membopongi Ade ke dalam gedung DPR.
Diketahui, kedatangan Ade Armando untuk memberikan dukungan moril kepada mahasiswa yang melaksanakan demo di depan Gedung DPR hari ini.
"Saya salah satu pihak yang menolak perpanjangan masa jabatan presiden dan penundaan pemilu," kata Ade Armando di depan Gedung Parlemen, Senin siang.
Pria kelahiran 24 September 1961 itu lantas membeberkan alasannya menolak masa perpanjangan jabatan presiden dan penundaan pemilu.
Menurut Ade, jika itu terjadi artinya perlu adanya amandemen UUD 1945 yang bakal memakan waktu lama.
Karena itu, demo mahasiswa pada hari ini harus menjadi pesan penting bagi partai politik yang mendukung penundaan Pemilu 2024 agar membatalkan wacana tersebut.
"Mendingan pesan langsung sampai ke partai politik, pihak-pihak yang berusaha menginginkan adanya amandemen," ujar Ade. (cr3/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demo 11 April Rusuh, Terjadi Bentrokan, Polisi Tembakkan Gas Air Mata
Redaktur : Fathan Sinaga
Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama