Begini Nasib Siswi di Bengkulu yang Sempat Menghina Palestina

Rabu, 19 Mei 2021 – 09:55 WIB
Massa dari Aliansi Pemuda Indonesia untuk Palestina berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta Pusat, Selasa (18/5). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, BENGKULU - Salah seorang siswi sekolah menengah atas negeri di Bengkulu Tengah, MS alias Ri (16) harus menanggung akibat dari perbuatannya.

Konon MS dikeluarkan dari sekolah lantaran mengunggah video di TikTok berdurasi delapan detik, yang berisi penghinaan kepada Palestina.

BACA JUGA: Manchester United Tertahan, Bendera Palestina Berkibar di Old Trafford

Bengkulu Ekspress melansir, MS dikeluarkan pihak sekolah melalui sidang yang dihadiri komite sekolah, dewan, kepolisian, TNI dan pemuka agama setempat.

“MS sekarang kami kembalikan lagi sama orang tuanya,” kata kepala sekolah ES, Selasa (18/5).

BACA JUGA: Aksi Solidaritas KSPI untuk Palestina di Depan Kedubes AS, Orasinya Bikin Merinding

Atas kejadian itu, pihak sekolah pun mengembalikan MS kepada pihak keluarga untuk mendapat pendampingan secara intensif.

Sebelumnya, MS atau Ri telah meminta maaf atas videonya yang viral dan beredar di media sosial beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: UC Sang Penghina Palestina Resmi jadi Tersangka, Akunnya di Tik-Tok Turut Disita

“Dari akun TikTok yang saya buat, saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada Palestina, masyarakat Indonesia, Bengkulu, dan Bengkulu Tengah yang tersinggung atas unggahan saya,” kata Ri Ri.

Dia mengakui kesalahannya. Dia tak sengaja, hanya ingin viral di media sosial.

“Saya siap menerima konsekuensi dari apa yang saya perbuat. Sekali lagi saya minta maaf dan tidak akan mengulangi lagi perbuatan saya ini,” ucapnya dalam sebuah video berdurasi 57 detik.

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VIII Karang Tinggi Bengkulu Tengah, Adang Parlindungan, mengatakan oknum siswi tidak seharusnya mendapat perundungan.
Apalagi usia di bawah umur, anak masih memiliki hak dan kewajiban untuk belajar sehingga kesalahan sosial tak sepenuhnya menjadi tanggung jawab anak.

“Oknum siswa ini sudah mengakui kesalahannya dan pihak keluarga telah meminta maaf. Ada baiknya video itu dihapus dan kepada masyarakat meredam semua isu ini agar anak tidak mengalami gangguan psikologis,” katanya. (hbn/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler