jpnn.com, SAN DIEGO - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tidak pernah sedikit pun mengendurkan ambisinya untuk membangun tembok permanen di perbatasan Meksiko. Kendati sumber pembiayaan proyek fantastis itu belum jelas, proses menuju realisasi jalan terus.
Pada Kamis (19/10), dua prototipe terakhir Tembok Trump selesai dikerjakan di Kota San Diego, San Diego County, Negara Bagian Florida.
BACA JUGA: Ucapkan Salam Duka ke Janda Tentara, Trump Tidak Peka
’’Sebenarnya mereka punya waktu sampai 26 Oktober untuk menyelesaikan proyek pembangunan tembok tersebut. Tapi, dua prototipe terakhir sudah dipublikasikan,’’ ungkap Theron Francisco, jubir Border Patrol di perbatasan AS dan Meksiko tersebut.
Dua prototipe terakhir yang berdiri di tanah lapang tidak jauh dari Kota Tijuana, Meksiko, itu berwujud tembok beton dan bukan beton.
BACA JUGA: Trump Usir Korban 98, DPR: Indonesia Sudah Aman Kok
Prototipe tembok beton yang dipamerkan pada Kamis tersebut menggunakan batu bata berbagai ukuran.
Hasilnya, tembok permanen itu memiliki kontur yang menarik dan terkesan mahal. Prototipe yang bukan beton memakai bahan utama baja.
BACA JUGA: Pemerintah Harus Fasilitasi Pemulangan WNI Terusir dari AS
Tembok bukan beton tersebut terdiri atas lempengan-lempengan baja. Salah satunya memiliki ujung yang runcing pada bagian atas.
Bob Goodlatte, politikus Partai Republik yang memimpin Komite Yudisial House of Representatives, menyatakan bahwa realisasi Tembok Trump tidak terjadi dalam waktu dekat.
Sebab, anggaran USD 1,6 miliar (sekitar Rp 21,630 triliun) yang Trump ajukan ke Kongres belum disetujui. ’’Masih ada banyak tes dan tahapan yang harus dilalui,’’ tegasnya.
Saat para kru berusaha menyelesaikan dua prototipe terakhir dengan alat-alat berat di lokasi pembangunan, lima orang berusaha masuk AS dari sana.
Tiga pria dan dua perempuan Nepal yang berusia 19 tahun–30 tahun nekat melompati pagar di perbatasan dan berlari ke lokasi pembangunan.
Aksi mereka langsung diketahui para penjaga perbatasan yang berpatroli dengan kuda. Mereka lantas ditangkap.
’’Sejak 26 September, lokasi ini sudah empat atau lima kali menjadi jalur yang dipilih para imigran ilegal untuk masuk AS,’’ ungkap Francisco.
Para imigran itu berusaha memanfaatkan keramaian di lokasi pembangunan tembok agar bisa masuk AS. Namun, sejauh ini upaya para imigran ilegal tersebut selalu bisa digagalkan. (AP/hep/c14/any)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Trump Usir WNI Korban 98, Komisi I: Ini Kemunduran
Redaktur & Reporter : Adil