jpnn.com, JAKARTA - Juru bicara Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Iris Rengganis menyatakan vaksin buatan China masih layak digunakan.
Sebab, efikasi vaksin buatan Tiongkok seperti Sinovac, masih di atas ambang batas yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia atau WHO.
"Pokoknya WHO mengumumkan efikasi 50 persen minimal. Jadi, apa pun (vaksin, red) yang di atas 50 persen itu layak. Yang penting dia aman," kata Iris Rengganis dalam keterangan pers diterima, di Jakarta, Rabu (14/4).
BACA JUGA: Merespons Kejujuran China soal Vaksin, Rahmad Handoyo: Masyarakat Tak Perlu Khawatir
Ketua tim advokasi pelaksanaan vaksinasi PB IDI itu mengatakan uji coba maupun uji klinis vaksin Sinovac sudah dilakukan.
Iris menyebut di Brazil, hasil uji Sinovac menunjukkan angka efikasi 50,4 atau 50,3 persen.
BACA JUGA: TS Ditangkap Tim Gabungan di Pancoran Mas Depok, Lihat Penampilannya
"Karena kita butuh di masa pandemi, jadi kita tidak terlalu lihat merek lagi saat ini," ucap dia.
Yang terpenting menurut Iris adalah vaksinnya tersedia dan aman. Soal efektivitas tidak perlu dipersoalkan.
"Masalah efektivitas kan sambil berjalan. Kalau perlu nanti diulang. Jadi, enggak perlu diributkan. Yang penting dari WHO bisa lolos efikasinya," ujar Iris.
Perempuan berhijab itu juga mengatakan efikasi vaksin tidak memiliki dampak pada kesehatan, sehingga vaksinnya tetap aman digunakan.
BACA JUGA: Oknum Perawat yang Dijuluki Dokter Sabu Ini Sudah Ditangkap
Iris juga menyinggung rencana mendatangkan vaksin Moderna dan Pfizer guna memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Kita menginginkan dari negara lain untuk memenuhi kebutuhan, agar herd immunity tercapai," pungkas Iris. (antara/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam