jpnn.com, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan alasan harga tes PCR bisa turun.
Pemerintah sudah dua kali melakukan evaluasi dan menurunkan tarif pemeriksaan PCR.
BACA JUGA: Pemerintah Pastikan Harga Tes PCR Sesuai untuk Masyarakat
Nadia mengatakan biaya pemeriksaan RT-PCR terdiri dari komponen jasa pelayanan, reagen dan bahan habis pakai (BHP), biaya administrasi, overhead, dan komponen lainnya.
“Reagen merupakan komponen harga paling besar dalam pemeriksaan swab RT-PCR, mencapai 45-55 persen,” kata Nadia, Minggu (7/11).
BACA JUGA: Berita Duka, Jeani Tewas di Dekat Universitas Nasional, Kami Turut Berduka
Dia menjelaskan pada awal pandemi, kelangkaan stok dan tingginya harga masker serta alat pelindung diri (APD) mempengaruhi harga tes PCR.
Kemudian, kondisi makin membaik dengan bertambahnya produsen masker dan APD.
BACA JUGA: Berita Duka, Firdaus Meninggal Dunia, 3 Kendaraan Diamankan Polisi
Pada awal pandemi Covid-19, lanjut Nadia, hanya ada kurang dari 30 produsen reagen swab TP-PCR di Indonesia.
Namun, sekarang sudah ada lebih dari 200 jenis reagen Swab RT-PCR yang masuk ke Indonesia dan mendapatkan izin edar dari Kemenkes dengan harga yang bervariasi.
"Artinya, sudah terjadi persaingan variasi dan harga untuk komponen reagen Swab RT-PCR," tambah Nadia.
Kebutuhan tes PCR didorong oleh jumlah pemeriksaan spesimen di Indonesia yang saat ini tingkat penularannya sudah di bawah 0,4 persen dari standar yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Makin cepat kasus positif ditemukan, makin cepat dapat dipisahkan dari orang yang sehat, tentunya ini dapat mencegah penyebarluasan virus Covid-19 di dalam masyarakat,” pungkas Nadia. (mcr9/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sukarelawan Jokowi Minta Semua Pihak Hentikan Politisasi Bisnis PCR
Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Dea Hardianingsih