jpnn.com, JAKARTA - Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Laksmi Dhewanthi menyampaikan prediksi potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia menjelang puncak musim kemarau 2021.
Menurut Laksmi, kebakaran hutan merupakan salah satu bencana hidrometeorologis yang sering terjadi di Indonesia
BACA JUGA: 6 Provinsi Tetapkan Siaga Darurat Karhutla Jelang Puncak Musim Kemarau
"Sebagaimana kita ketahui, Indonesia adalah salah satu negara yang rentan terhadap berbagai macam bencana hidrometeorologis," kata Laksmi pada konferensi pers virtual, Senin (30/8).
Dia memaparkan analisis perkembangan musim kemarau dasarian II pada Agustus 2021.
BACA JUGA: Minta Air Minum kepada Istri Teman, TN Lantas Buka Celana, Astaga!
Berdasarkan jumlah zona musim (ZOM), lanjut Laksmi, 85,38 persen dari 342 ZOM di Indonesa sudah memasuki musim kemarau.
"Wilayah yang sedang mengalami musim kemarau meliputi Aceh, sebagian besar Sumatera Utara, sebagian Riau, sebagian besar Sumatera Barat, sebagian Jambi, sebagian besar Sumatera Selatan, sebagian besar Lampung, sebagian besar Bangka Belitung," papar Laksmi.
BACA JUGA: Kepergok Mencuri, Pemuda Ini Panik Sampai Memerkosa Nenek-Nenek, Astaga!
Selain itu, Laksmi juga menyebutkan wilayah lain yang mengalami musim kemarau yaitu Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, sebagian besar Jawa Tengah, Yogyakarta, sebagian besar Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kemudian, musim kemarau juga terjadi di sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan bagian barat.
Termasuk pula Sulawesi Barat bagian selatan, Sulawesi Tengah bagian utara, Sulawesi Tenggara bagian selatan, sebagian Maluku, Papua Barat bagian utara, dan sebagian Papua.
Laksmi juga memaparkan peringatan karhutla berbasis potensi kebakaran (hotspot) sejak Agustus hingga akhir 2021.
"Pada Agustus sampai dengan Oktober, maka potensi karhutla atau hotspot kategori menengah hingga tinggi diprediksikan berpeluang terjadi mulai Agustus di Sumatera bagian tengah, serta sebagian NTT dan NTB," ujar Laksmi.
Dia melanjutkan pada September dan Oktober potensi karhutla menengah hingga tinggi berpeluang terjadi di sebagian NTB dan NTT.
Kemudian pada November dan Desember, kata Laksmi, tidak ada potensi karhutla di Indonesia.
Laksmi memastikan upaya pencegahan karhutla tetap dilakukan untuk memastikan karhutla tidak akan terjadi pada waktu-waktu yang rawan musim kemarau. (mcr9/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KLHK Diminta Tak Membabat Hutan Lindung Bowosie
Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Dea Hardianingsih