Begini Reaksi Istana atas Kritik Pedas BEM UGM terhadap Jokowi

Minggu, 10 Desember 2023 – 02:02 WIB
Baliho bergambar Presiden Joko Widodo (Jokowi) di depan pintu masuk UGM. Foto: M. Sukron Fitriansyah/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana merespons kritik pedas Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (BEM UGM) kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebelumnya, BEM UGM menyentil Jokowi dengan memajang baliho Presiden ketujuh RI itu di depan gerbang masuk kampus yang berada di Yogyakarta tersebut.

BACA JUGA: Bandingkan Jokowi dengan Orba, Gielbran BEM UGM: Kejamnya Sama

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana saat memberikan keterangan kepada wartawan di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (28/11/2023). (ANTARA/Pradanna Putra Tampi/aa)

Baliho Jokowi dengan tinggi sekitar dua meter tersebut bertuliskan "Penyerahan Nominasi Alumnus UGM Paling Memalukan".

BACA JUGA: Aliansi Mahasiswa Pro Demokrasi Bergerak: Tolak Nepotisme, Lawan Politik Dinasti

Foto pada baliho itu menggambarkan dua wajah Presiden Jokowi yang dibedakan oleh penutup kepala sangat mencolok, yakni caping atau topi petani dan mahkota raja.

Nah, Ari menilai kritikan ataupun pujian kepada penyelenggara negara merupakan hal yang wajar dalam negara demokrasi.

BACA JUGA: Masalah Ade Armando Sangat Serius, Bakal Dipecat PSI?

Namun, dia menyampaikan bahwa kritik sebagaimana dilontarkan pihak BEM UGM terhadap kinerja Presiden Jokowi mesti diuji dengan argumentasi sesuai fakta.

Menurut Ari, setiap kinerja pemerintah menghasilkan tanggapan beragam dari masyarakat, ada yang merasa tidak puas, puas, bahkan sangat puas.

"Coba cek saja penilaian lembaga-lembaga survei terhadap kinerja presiden," ucap Ari saat dikonfirmasi Antara, Sabtu (9/12).

Selain itu, katanya, bisa dicek juga bagaimana aktivitas Presiden Jokowi yang lebih sering turun ke lapangan dan mendengarkan suara masyarakat.

Ari mengatakan kritik yang disampaikan sebagai upaya menarik perhatian atau membangun opini di tengah kontestasi politik Pemilu 2024 dengan kepentingan elektoral juga sah-sah saja untuk dilakukan.

"Akan tetapi, semua opini itu harus diuji dengan argumentasi, dengan fakta, dengan bukti," tuturnya.

Meskipun demikian, semua masukan baik pujian ataupun kritik menurutnya akan selalu menjadi 'vitamin' untuk meningkatkan kinerja pemerintahan sehingga dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.(ant/jpnn.com)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Asmara Berujung Maut, Beginilah Alung Menganiaya Wulan di Hotel Itu, Innalillahi


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler