jpnn.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Pemkab Bangkalan dan TNI-Polri memperketat PPKM Mikro di delapan desa dan kelurahan pada lima kecamatan di daerah yang berbatasan dengan Surabaya itu.
Apabila skenario pengetatan itu berhasil dilakukan, maka penyekatan di Jembatan Suramadu akan dilonggarkan.
BACA JUGA: COVID-19 Melonjak di Jatim, Khofifah Menjawab Tegas Ditanya Opsi Lockdown
Menurut Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa, pengetatan itu perlu dilakukan agar lonjakan kasus Covid-19 di Bangkalan segera teratasi.
Selain itu, wilayah yang sudah masuk zona merah atau daerah dengan risiko penularan virus Corona tinggi segera berubah warna.
BACA JUGA: Samsul Bahri Dituntut Hukuman Mati
"Mulai hari ini kami support pembentukan posko pengetatan PPKM Mikro," kata Khofifah di Surabaya, Selasa (22/6).
Gubernur Khofifah memerinci delapan desa dan kelurahan itu di antaranya Kraton, Pejagan, dan Bancaran yang berada di Kecamatan Bangkalan.
BACA JUGA: Dendy Membandingkan Novel Baswedan Cs dengan Honorer yang Tak Lolos Jadi ASN
Lalu, Desa Arosbaya dan Tengket di Kecamatan Arosbaya, Desa Moarah di Kecamatan Klampis, Desa Kombangan di Kecamatan Geger dan Kelurahan Tunjung di Kecamatan Burneh.
"Kami berharap semua elemen masyarakat khususnya para ulama dan tokoh lokal akan menyatu dalam penanganan ini," ujarnya.
Mantan Menteri Sosial itu berpesan kepada camat dan lurah saat rakor PPKM Mikro di Bangkalan agar meningkatkan disiplin masyarakatnya dalam menjalankan protokol kesehatan atau prokes.
"Sekali lagi, semua dilaksanakan untuk menjaga kebaikan dan perlindungan kesehatan masyarakat," pesan Khofifah.
Menurut dia, keberhasilan dalam menurunkan lonjakan kasus Corona di Bangkalan akan terwujud bila masyarakatnya memiliki kepatuhan yang tinggi.
"Kami sudah mengirim bantuan berupa paket sembako serta peralatan prokes untuk kebutuhan penanganan kesehatan. Kami berharap sinergitas bisa terjalin bersama," pungkas Khofifah. (mcr12/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Arry Saputra