Begini Strategi PGN Hadapi Tantangan Optimasi Utilisasi Gas Bumi di Masa Transisi

Senin, 19 Februari 2024 – 16:55 WIB
Salah satu operasional PGN. Foto: Dokumentasi PGN

jpnn.com, JAKARTA - PT PGN Tbk sebagai subholding gas Pertamina terus mendukung peningkatan utilisasi gas bumi dan sinergi pengelolaan seluruh rantai bisnis gas bumi dari hulu hingga hilir di masa transisi energi dengan misi 'Connecting Clean Energy for Sustainable Growth'.

Untuk menjawab tantangan tersebut, PGN menerapkan prinsip kesetimbangan dari Tiga Pilar (Trilema) Energi.

BACA JUGA: PGN Perkenalkan Gasku yang Ramah Lingkungan dan Harga Lebih Terjangkau di IIMS 2024

Langkah tersebut sekaligus sebagai upaya optimalisasi utilisasi gas bumi tersebut dapat terealiasi di lapangan dan peran gas bumi sebagai energi transisi menuju target Net Zero Emission 2060 dapat diwujudkan.

Trilema Energi, meliputi Energy Security (Secure & reliable), Energy Equity (Affordable& Available), dan Environmental Sustainability (Green& Clean).

BACA JUGA: Teken MoU dengan Karya Mineral Jaya, PGN Pasok LNG dari WK Nunukan

Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Rosa Permata Sari menyampaikan dalam upaya menjaga energy security, PGN optimistis dapat berperan secara aktif dalam mempertahankan ketahanan energi, terutama dalam pemanfaatan gas bumi.

Menurut Rosa, dengan memiliki jaringan infrastruktur gas bumi seluas lebih dari 31 ribu kilometer dan 4 terminal LNG, PGN memegang peran penting sebagai pengelola jaringan infrastruktur gas bumi terbesar di Indonesia.

BACA JUGA: Pertamina Dorong Penguatan Kemitraan PGN-Patra Jasa untuk Percepatan 633 Ribu Jargas

Jaringan ini diharapkan dapat menjamin pasokan gas bumi yang andal dan terinterkoneksi di berbagai wilayah Indonesia.

PGN melihat adanya potensi pasokan yang cukup besar ke depan di berbagai wilayah, termasuk Sumatera Bagian Utara, Sulawesi, Kalimantan Timur, dan Papua.

“PGN menjaga agar pasokan energi dalam negeri yang didistribusikan dapat menjangkau wilayah yang luas namun dengan layanan yang efektif dan efisien," tegasnya.

PGN juga akan terus mengembangkan infrastruktur energi untuk memenuhi kebutuhan masa kini dan masa depan, dan dari potensi pasokan gas bumi mendatang didominasi oleh jenis Liquified Natural Gas (LNG).

Pada prinsip Energy Equity, lanjut Rosa, PGN berupaya menciptakan kemudahan akses dan keterjangkauan pasokan gas bumi untuk masyarakat dengan harga yang terjangkau.

Jika dibandingkan dengan energi lainnya, harga gas bumi relatif lebih terjangkau.

PGN menyediakan gas bumi dengan layanan berkisar USD 6 – 13,87 per MMBTU.

Harga tersebut masih di bawah RON 90 (Pertalite) sebesar USD 17,3, LPG – 12 KG sebesar USD 26,20, dan HSD sebesar USD 41,18.

Environmental Sustainability, PGN mencermati target penurunan emisi saat ini dan masa depan yang menjadi perhatian dunia.

Oleh karena itu, PGN ingin menciptakan pemanfaatan energi gas bumi, termasuk LNG, sebagai pilihan utama. Mengingat gas bumi merupakan energi yang relative lebih ramah lingkungan dengan tingkat emisi karbon paling rendah dibandingkan dengan batu bara dan fossil fuel lainnya.

Emisi karbon gas bumi sebesar 59 KG CO2 per MMBTU, jauh lebih rendah dari LPG (66 KG CO2 per MMBTU), Gasoline (72 KG CO2 per MMBTU), Petroleum (77 KG CO2 per MMBTU) dan Batu Bara (98 KG CO2 per MMBTU).

Menurut Rosa, optimalisasi utilisasi gas bumi di masa transisi energi penting untuk ketahanan energi.

Produksi minyak terus menurun, gas pipa juga terus menurun, sementara konsumsi energi dari hari ke hari semakin meningkat yang akhirnya berpotensi berdampak terhadap peningkatan impor dan defisit neraca perdagangan.

Maka dari itu, perlu utilisasi sumber energi alternatif untuk mengurangi ketegantungan dan impor BBM.

Gas bumi dapat menjadi solusi alternatif energi, lantaran cadangan gas bumi di Indonesia dan dunia lebih banyak dari cadangan minyak.

Dia menyebut dari aspek keekonomian akan lebih menguntungkan.

Selain itu, perencanaan utilisasinya dalam lebih jangka panjang menjadi penting untuk dilaksanakan.

"Kami tidak bisa berjalan sendiri sebagai badan usaha di sektor midstream dan downstream. Perlu sinergi dan komunikasi yang intensif serta gotong royong seluruh stakeholder untuk muara layanan masyarakat akan layanan energi yang transparan dan andal,” ujar Rosa.

Dengan jumlah sumber gas yang melimpah, selain dapat disalurkan ke sektor pelanggan eksisting yang sudah dilayani, seperti kelistrikan, industri, transportasi darat, UMKM, komersial dan rumah tangga.

Pemanfaatannya gas bumi dapat diperluas ke pengguna gas yang kebutuhannya dalam jumlah besar, seperti sea & land logistics transportation, refineries, lifting oil, dan power generation.

Diharapkan dengan perluasan dan peningkatan volume utilisasi gas bumi domestik, maka multiplier effect yang dirasakan oleh masyarakat dan negara juga akan semakin optimum.

“Sinergi antara pemerintah dan badan usaha migas memiliki andil yang sangat krusial agar rantai pengelolaan pemanfaatan gas bumi secara berkelanjutan dan memberi dampak yang positif dalam jangka panjang,” pungkas Rosa. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler