jpnn.com, JAKARTA - PT Waskita Beton Precast Tbk siap menyambut pemulihan ekonomi pascapandemi dengan sejumlah pembenahan dan strategi bisnis yang baru.
Direktur Utama Waskita Beton Precast Moch. Cholis Prihanto mengatakan kondisi pandemi telah menciptakan peluang dalam menata ulang bisnis pada aspek operasional dan strategis.
BACA JUGA: Waskita Beton Bidik Kontrak Rp7,88 Triliun
Hal utama yang dilakukan dengan melakukan efisiensi di berbagai lini perusahaan.
Perusahaan melakukan integrasi pada lima plant yang berlokasi di Jawa Barat (Plant Karawang, Plant Subang, Plant Sadang, Plant Cibitung dan Plant Kalijati).
BACA JUGA: Mbah Mijan Sebut Bakal Punya Cucu dari Nissa Sabyan, Hamil?
"Melalui integrasi tersebut, diharapkan beban operasional perusahaan bisa ditekan untuk beberapa waktu mendatang dan produktivitas kinerja produksi beton pracetak dapat lebih meningkat," kata Cholis, Selasa (30/3).
Cholis merinci, strategi utama yang telah disusun manajemen untuk perbaikan kinerja perusahaan pascapandemi.
BACA JUGA: Indonesia Butuh Regulasi Khusus untuk Mengatur Rokok Elektrik, RELX Siap Membantu
Di antaranya penyempurnaan struktur organisasi melalui desentralisasi dan penerapan sistem SAP untuk menghasilkan data akurat serta realtime untuk menunjang pengambilan keputusan strategis manajemen.
SAP tersebut telah digunakan perusahaan sejak awal 2021.
Implementasi SAP S/4 Hana ini menjadi momen perubahan bagi sistem dan sumber daya manusia yaitu mengubah budaya kerja menjadi lebih terencana, terstruktur, cepat, dan efektif.
Selain itu sistem ini juga mempermudah pengambilan keputusan, bekerja sistematis, menghasilkan data yang real time.
Hingga saat ini sistem ini telah meliputi berbagai lini dan unit di perusahaan (plant, batching plant, quarry, proyek, dan area penjualan), yang dimiliki oleh perusahaan.
Selain itu, perusahaan juga melakukan optimalisasi aset yang tidak produktif untuk dapat dikerjasamakan dengan pihak eksternal, memastikan pemenuhan kecukupan modal kerja dan arus kas melalui restrukturisasi fasilitas perbankan, akselerasi penagihan piutang, serta pengendalian biaya yang lebih ketat.
Terakhir, perusahaan melakukan pembenahan pada SDM melalui rasionalisasi pegawai sesuai dengan jumlah utilitas produksi, hal ini tentunya sejalan dengan strategi efisiensi yang dilakukan perusahaan.
“Beberapa strategi tersebut telah dilakukan perusahaan sejak akhir 2020, dan harapannya akan terlihat pada laporan keuangan periode selanjutnya,” tutur dia.
Selain strategi perbaikan, perusahaan juga memiliki strategi bisnis untuk 2021.
Di antaranya dengan menggarap pasar eksternal dengan menjual segala keuanggulan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan, menjual produk baru yang telah dikembangkan perusahaan serta berkolaborasi.
"Melalui strategi itu, perusahaan optimistis bisa mencapai target yang telah ditetapkan yaitu nilai kontrak baru sebesar Rp7,88 Triliun dan pendapatan usaha Rp5,33 Triliun," kata Cholis.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sempat Positif Covid-19, Ivan Gunawan: Gue Merasa Bokap mau Jemput
Redaktur & Reporter : Yessy