jpnn.com - JAKARTA--Wakil Presiden Jusuf Kalla menjawab twit Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang meminta pemerintahan saat ini belajar menghadapi masalah ekonomi seperti yang dilakukan pemerintah sebelumnya pada 2008 lalu.
Menurut pria yang disapa JK itu, SBY tidak perlu lagi khawatir masalah ekonomi saat ini terjadi karena kondisi perekonomian dunia.
BACA JUGA: Industri Mamin Tumbuh Pesat, Ini Datanya
"Kami paham benar Pak SBY. Kami tak underestimate. Tapi langkah-langkah ini kan sedunia," ujar JK di kantornya, Jakarta, Selasa (25/8).
Diakuinya, rupiah memang melemah pada dolar AS. Tapi tidak pada mata uang lain. Daya beli Indonesia, tegasnya, sama dengan Tiongkok dan Malaysia. Selain itu, kata JK, nilai mata uang Ringgit Malaysia justru lebih rendah daripada dolar AS.
BACA JUGA: Ritel tak Serta Merta Naikkan Harga
"Kita memang lemah kepada dolar karena dolar kuat. Tapi yang lainnya tidak. Dolar bukan satu-satunya pegangan dan ukuran. Yen juga ukuran. en dengan kita tak berubah," imbuh JK.
JK menjelaskan, ukuran untuk keadaan ekonomi Indonesia saat ini dilihat dari inflasi dan daya beli masyarakat. Karena itu, tidak bisa dibandingkan negara lain maupun dengan masa ekonomi Indonesia di tahun-tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Loyonya Rupiah, Pengrajin Tahu Tempe Mulai Resah
"10 tahun lalu dengan satu dolar anda bisa makan di warung padang, 8 ribu rupiah, 9 ribu rupiah kan bisa kenyang. Tapi sekarang, anda tak bisa makan satu dolar di warung padang. Jadi rupiah itu diukur dari daya belinya, inflasi antara rupiah dengan dolar itu masih oke. Jangan samakan rupiah 10 tahun lalu dengan sekarang," tegas JK. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... JK: Harga Elektronik Harusnya Tak Bergolak
Redaktur : Tim Redaksi