Begini Terobosan Ketum PSSI Dongkrak Mutu Pelatih

Kamis, 19 Januari 2017 – 12:55 WIB
Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Berapa jumlah pelatih berlisensi A di negara kita? Ada berapa pelatih yang potensial dan bagus di Indonesia?

Pertanyaan itu dilontarkan Edy Rahmayadi ketika Kongres PSSI 8 Januari lalu. Usai pernyataan tersebut, Edy langsung melanjutkan, "Perlu ada upaya serius, untuk meningkatkan kapasitas pelatih Indonesia, menambah jumlah pelatih yang berlisensi tinggi," katanya.

BACA JUGA: Susunan Pengurus PSSI Diumumkan Besok, Eh...Lusa

Langkah itu rupanya langsung direspon oleh Exco PSSI dengan membuat aturan baru.

Yakni, dengan menyiapkan regulasi pembatasan pemain di setiap klub maksimal hanya boleh menggunakan dua pemain senior di atas 35 tahun.

BACA JUGA: PSSI Pilih Berkiblat ke Spanyol, Ini Alasannya

Menurut Edy, pembatasan tersebut memiliki fungsi ganda. Pertama, memberikan kesempatan regenerasi terhadap setiap tim sehingga stok pemain berkualitas dan kaya jam terbang kompetisi untuk Timnas terjaga.

Kedua, pemain yang sudah melebihi batas, diharapkan berani dan berlomba untuk mengikuti kursus kepelatihan dan berusaha mendapatkan lisensi yang tinggi.

BACA JUGA: Ini Bocoran Ketum PSSI Soal Kandidat Pelatih Timnas

"Dengan begitu regenerasi berjalan dan stok pelatih bisa terjaga," tandasnya.

Pernyataan Edy tersebut diamini oleh Iwan Budianto, Wakil Ketua Umum II PSSI yang menyebut regulasi tersebut sengaja disiapkan agar semangat pemain, keinginan pemain untuk terjun sebagai pelatih berjalan secara simultan.

Pemain memiliki ancang-ancang bakal bertahan atau tidak, dan segera menyiapkan langkah masa depannya.

"Dengan begitu, kompetisi Indonesia akan dibanjiri oleh pelatih-pelatih lokal nantinya. Ini menjadi modal bagus untuk sepak bola Indonesi ke depan, kalau punya banyak pelatih lisensinya yang tinggi," ujarnya.

Cita-cita PSSI ke depan, lanjut Iwan, adalah Indonesia memiliki stok pelatih muda yang banyak. Dengan melimpahnya pemoles tim, maka aturan lisensi bisa sedikit ditingkatkan sampai akhirnya tim Divisi Utama atau kasta kedua nantinya harus dibesut pelatih dengan lisensi A.

"Semua dibuat bukan tanpa alasan, pasti ada alasan. Makanya teknis yang detail seperti itu tak bisa disampaikan di dalam kongres waktu itu tapi disampaikan setelah kongres dengan mengumumpulkan para klub-klub ISL. Untuk alasan itu sudah disampaikan kepada mereka," ujar Iwan Budianto. (dkk/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sinyal Terang dari Sang Jenderal


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler