jpnn.com - JAKARTA - Berbagai cara dilakukan Presiden Direktur PT Sentul City Cahyadi Kumala untuk merintangi penyidikan KPK atas dirinya. Salah satunya dengan mengganti telepon genggamnya demi menghindari penyadapan KPK.
Hal ini terungkap dari kesaksian anak buah Cahyadi, Robin Zulkarnain dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (25/3). Menurut Robin, dirinya juga termasuk yang diberi telepon genggam baru khusus untuk berkomunikasi dengan si bos.
BACA JUGA: Wapres Minta PPATK Hati-hati Telusuri Dana Teroris
Langkah ini dilakukan tidak lama setelah FX Yohan Yap yang ditugasi Cahyadi menyerahkan uang suap ke pejabat Pemkab Bogor ditangkap KPK.
"Pernah (diberi HP) dari Dian Purweni di Widya Chandra (rumah Cahyadi Kumala). Kebetulan tanggal 9 saya di rumah beliau," kata Robin saat bersaksi dalam sidang kasus suap alih fungsi hutan di wilayah Bogor dengan terdakwa Cahyadi Kumala
BACA JUGA: KMP Resmi Daftarkan Angket untuk Yasonna
Robin awalnya tidak menjelaskan secara tegas maksud diberikannya telepon genggam tersebut. Ia hanya bilang bahwa Cahyadi hanya bermaksud agar komunikasi dengan para bawahannya lancar.
Baru setelah hakim menanyakan apakah telepon genggam itu dimaksudkan untuk menghindari penyadapan KPK, Robin mengakuinya. "Iya takut disadap KPK," ucapnya menjawab pertanyaan hakim.
BACA JUGA: Menag Sudah Bisa Pakai Uang Muka Biaya Haji
"Ya katanya HP lama sudah engga steril. Antara pak Cahyadi dan Dian Purweni yang bilang," sambungnya.
Dalam sidang, Robin juga akui bahwa Cahyadi pernah menginstruksikan para karyawan PT Sentul City untuk berbohong kepada KPK. Cahyadi meminta mereka tidak memberikan keterangan yang mengarah kepadanya.
"Intinya jangan sampai membawa bapak," ungkap Robin.
Diketahui, selain didakwa menyuap mantan Bupati Bogor Rachmat Yasin, bos Sentul City Cahyadi Kumala alias Swie Teng didakwa merintangi penyidikan. Swie Teng memerintahkan sejumlah orang untuk memutus mata rantai keterlibatan dirinya setelah FX Yohan Yap ditangkap KPK.
Dalam surat dakwaan disebutkan bahwa pada 9 Mei 2014 Cahyadi memerintahkan Dian Purwheny selaku pengelola keuangan pribadinya untuk membeli sejumlah handphone smartfren yang kemudian dibagikan kepada karyawan.
Mereka yang handphone itu antara lain Cahyadi, Dian Purhweny, Rossely Tjung, Tina Sugiro, Lusiana Herdin, Dodi Abdul Kadir, Tantawi Jauhari Nasution, Robin Zulkarnain dan Elfi Darlis. (dil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Proyek Buku Agama Budha, Kejagung Kembali Tahan Mantan Pejabat Kemenag
Redaktur : Tim Redaksi