Beginilah Akibatnya bila Kurikulum 2013‪ Dipaksakan

Kamis, 02 Januari 2014 – 18:28 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti mengungkap sejumlah fakta terkait implementasi kurikulum 2013. Fakta ini terungkap setelah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan secara tergesa-gesa tahun ajaran baru 2013 lalu.

"Ketidaksiapan dalam desain awal membuat banyak sisi penerapan Kurikulum 2013 bermasalah. Hal ini tecermin dari terpaksanya Kemdikbud menurunkan target implementasi, yang semula 30 persen dari total sekolah menjadi  2 persen (6.213 sekolah) saja," kata Retno Listyarti saat konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/1).

BACA JUGA: Insentif Guru Madrasah Dinaikkan 400 Persen

Masalah-masalah lain yang terjadi di antaranya minimnya sosialisasi mengenai konsep kurikulum baru, buku diktat dan buku teks terlambat dicetak dan didistribusikan ke sekolah-sekolah. Keterlambatan pengadaan buku berdampak tertundanya pelatihan guru karena buku itulah yang menjadi salah satu materi pelatihan.

"Pada tingkat implementasi, banyak guru bingung saat menerapkan kurikulum 2013 di kelas, guru pendamping yang dijanjikan hadir di kelas-kelas ternyata baru hadir pada november 2013, molor 3 bulan," sebutnya.

BACA JUGA: Penempatan Guru Disesuaikan Domisili

Kemudian, terjadi kekurangan buku di sekolah sasaran yang ditunjuk. Bahkan ada sekolah sasaran yang sama sekali tidak mendapatkan buku kurikulum 2013 sampai november 2013, misalnya 3 sekolah dasar (SD) di wilayah Ciputat (Banten).

Ada juga sebuah SMP di Depok (Jawa Barat) yang menjadi sekolah sasaran hanya mendapatkan 8 buku mata pelajaran IPA, padahal jumlah muridnya 100 orang. Di berbagai SMA di DKI Jakarta yang merupakan sekolah sasaran juga kekurangan buku dengan jumlah antara 40 – 80 buku untuk 3 mata pelajaran.

BACA JUGA: Nasib Tunjangan Profesi Rp 10 Triliun Belum Jelas

Belum lagi sejumlah masalah terkait penilaian dan pengisian buku rapor. Hal itu terjadi karena adanya perubahan model penilaian, tapi perubahannya tidak diberikan pada saat pelatihan. Format rapor juga  sangat terlambat diterima pihak sekolah.

"Akhirnya sejumlah sekolah sasaran di Jakarta memutuskan menunda pembagian rapor kelas X, seperti terjadi  di SMAN 13, SMAN 41, SMAN 100," tandas Retno.(Fat/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Manfaat Kurikulum 2013 Mulai Terasa


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler