jpnn.com - MALANG – Terlepas dari kontroversi yang mewarnai penerapan Kurikulum 2013, SDN Sukoharjo 2 adalah salah satu di antara sekolah yang merasakan manfaat kurikulum baru tersebut.
Di sekolah yang berlokasi di Jalan Martadinata ini, baik siswa maupun guru mengaku mendukung terhadap implementasi kurikulum tersebut. Seperti yang diungkapkan oleh Kepala SDN Sukoharjo 2, Dra Heriyani, secara eksklusif kepada Malang Post (Grup JPNN).
BACA JUGA: PTN Dilibatkan dalam Pembuatan Butir Soal
“Di Kurikulum 2013 ini, cara berpikir siswa lebih berkembang. Di sanalah peran guru untuk mendampingi seraya mengarahkan mereka,” tutur Heriyani.
Menurut wanita berjilbab itu, kemerataan Kurikulum 2013 lebih dirasakan manfaatnya dibandingkan sistem belajar dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dipilah-pilah.
BACA JUGA: 300 Ribu Lulusan SD tak Terserap di SMP/MTs
Guru dapat menjelaskan satu tema dengan banyak materi sekaligus. Misalnya, materi ekonomi dalam transaksi jual beli yang dapat dikaitkan dengan materi geografi bahkan pendidikan karakter sekaligus.
“Saat menjelaskan tentang transaksi, kita selipkan materi kejujuran, saling bantu dan menabung. Itu yang terpenting, sebab amanat Kurikulum 2013 adalah menata karakter siswa,” ujar Heriyani menambahkan.
BACA JUGA: Banyak Sekolah Gunakan Software Ilegal
Hal itu, menurut pendapat Heriyani, adalah upaya yang baik untuk mempersiapkan siswa menuju jenjang pendidikan selanjutnya hingga kehidupan luar yang lebih kompleks.
Terkait pengetahuan tentang lingkungan dan ketuhanan, siswa tidak pernah dilepaskan dari materi agama. Terlebih lagi, dalam Kurikulum 2013 ini, durasi untuk mata pelajaran agama ditambah dibanding tahun lalu.
Tak kalah pentingnya, dalam Kurikulum 2013, pendidikan dan penanaman cinta terhadap budaya bangsa juga dinilai lebih kuat. “Cinta terhadap budaya bangsa ini, dalam KTSP sudah ada, tapi menurut kami, tidak sedominan dalam Kurtikulum 2013,” imbuhnya.
Saat ini, Heriyani melihat siswa SDN Sukoharjo 2 lebih bersemangat dalam belajar. Baik dalam pelajaran eksakta maupun mapel yang memaksimalkan fungsi otak kanan seperti keterampilan dan seni musik. Heriyani berharap, selanjutnya, pembenahan-pembenahan dalam kurikulum ini terus dilakukan.
“Yang namanya barang baru, memang tidak lantas sempurna. Tapi kita sebagai praktisi pendidikan jangan sampai menyerah. Jika semua ini ditujukan untuk memperbaiki kualitas siswa, mari kita berupaya untuk melaksanakan yang terbaik,” tandasnya lantas menutup pembicaraan. (ily/nda)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 1,3 Juta Guru Sasaran Pelatihan Kurikulum Baru
Redaktur : Tim Redaksi