Beginilah Daulat Minangkabau Abad 17

Selasa, 09 Agustus 2016 – 17:33 WIB
Minangkabau tempo doeloe. Foto: Dok.Tropenmuseum

jpnn.com - THOMAS Dias menemui Raja Minangkabau pada 1683 (abad 17). Masa-masa ini, sebagaimana ditulis Anthony Reid dalam Sumatera Tempo Doeloe, "raja-raja Minangkabau di Pagaruyung memiliki kharisma kuat bagi masyarakat pesisir hampir di seluruh Pulau Sumatera pada abad 17 dan 18."

Kisah berikut disarikan berdasarkan catatan yang ditulis Thomas Dias--termuat dalam naskah F. de Haan; Naar Midden Sumatra in 1684--Tijdschrift voor Indische Taal--Land en Volkenkunde, Vol. 39 (1897).

BACA JUGA: Ondeh...Utusan VOC ini Cium Kaki Raja Minang

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

"VOC memerintahkan saya untuk melaksanakan kunjungan ini dan mencium kaki raja," Thomas Dias, pelaut Portugis yang bekerja untuk kamar dagang Belanda menghatur sembah.

BACA JUGA: Hollywoodnya Jakarta! Senarai Kisah Masa Lalu Lokasari

"Tidak pernah disebutkan dalam tulisan mana pun, kalau pada masa raja-raja leluhurku pernah ada orang Kristen datang ke kerajaan ini. Berarti kunjungan Thomas Dias, yang diutus Gubernur Melaka, adalah kunjungan yang pertama," kata Raja Minangkabau.

Jauh hari sebelumnya, Sang Raja pernah menerima surat dari Raja Hitam, pemimpin Minangkabau di Siak. Raja Hitam bercerita bahwa dia pernah tinggal bersama Nakhoda Thomas Dias di Melaka.

BACA JUGA: Masa Lampau Pantai Barat hingga Pantai Timur Sumatera...Poros Maritim Dunia?

"Apakah engkau orang yang dimaksud?" tanya Raja Minangkabau kepada Thomas Dias.

Terkait ini, panjang lebar Dias menulis; Saya memandang raja dan meminta maaf atas pelayanan buruk yang dialami Raja Hitam selama berada di Melaka. Saya juga mengatakan bahwa seandainya Raja Hitam menyatakan bahwa dirinya adalah sepupu raja, saya akan dengan senang hati memberikan pelayanan yang pantas untuknya.

Raja Minangkabau lalu memerintah orang-orang keluar,  selain Raja Melayu, juru tulisnya, dan tiga haji. Sejurus kemudian dihampirinya Thomas Dias. "Apa yang kau inginkan?" tanya Raja.

"Yang mulia tentu tahu kalau saya dikirim kemari bukan untuk mengambil harta lebih banyak lagi, melainkan menanyakan keadaan Yang Mulia dan menawarkan persahabatan…tidak ada yang dibutuhkan atau diminta oleh gubernur selain izin melakukan perdagangan yang saling menguntungkan."

"Selama Anda membantu, hal itu akan terlaksana," Raja Minangkabau memberi harapan.

Sejurus kemudian, Raja Minangkabau memberikan surat kuasa tiga pelabuhan kepada VOC. Yaitu Siak, Patapahan dan Indragiri yang disegel dengan cap raja. 

"Yang Mulia pasti tahu kalau Raja Johore telah merebut Siak, sedangkan Indragiri juga sudah punya rajanya sendiri," kata utusan VOC tersebut.  

"Dulu aku mengizinkan anak-anak Raja Johore menggunakan Siak sebagai tempat peristirahatan sekaligus tempat bersenang-senang. Namun izin tersebut sudah tak berlaku lagi karena kelicikan dan pengkhianatan yang dia lakukan terhadap sepupuku Raja Hitam," papar Raja. 

"Apabila Raja Johore menyatakan Siak sebagai wilayahnya, aku akan memintanya untuk menunjukkan bukti kapan dia memperoleh hak kepemilikan tersebut," sambungnya.

Terkait Indragiri, Raja berkata, "sebenarnya Indragiri termasuk dalam wilayah kekuasaanku, tetapi daerah itu memisahkan diri dariku dan memberontak, padahal Indragiri hingga ke laut adalah milikku. Belum lama ini Raja Indragiri memohon ampun kepadaku…"

Nah, VOC "boleh mendirikan benteng  pertahanan di sana dan aku akan mengizinkan saudagar-saudagar kompeni meneruskan kegiatan dagang seperti biasa," demikian titah Raja. 

Lebih dari itu, Thomas Dias mengaku diberi gelar Orangkaya Saudagar Raja oleh Raja Minangkabau. 

"Saya dihadiahi sebuah baki perak, sehelai panji-panji kuning, sebuah senjata yang bentuknya mirip tombak kerajaan berhiaskan ornamen perak, dan sebuah cincin suasa (campuran emas dan tembaga--red) sebagai simbol dari raja yang harus saya muliakan seumur hidup," kenang Dias dalam catatannya. 

Itulah sekuel penggambaran Minangkabau pada abad 17. Thomas Dias yang bekerja untuk Cornelis van Quelberg (Gubernur Belanda yang berkedudukan di Melaka) digadang-gadang sebagai orang Eropa pertama yang berhasil menjumpai Raja Minangkabau yang oleh sumber-sumber Barat disebut penguasa misterius. (wow/jpnn)

baca: Ondeh…Utusan VOC ini Cium Kaki Raja Minang 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bagi Bung Karno, ini Bukan Sembarang Lukisan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler