Bekasi Masuk Zona Merah Penyebaran ISIS

Senin, 27 April 2015 – 03:28 WIB

jpnn.com - RAWALUMBU - Kepolisian ternyata memasukkan wilayah Kota Bekasi ke dalam daerah berkategori rawan penyebaran paham radikal, khususnya ISIS. Pada tahun lalu, simpatisan ISIS di Bekasi bahkan terang-terangan memproklamirkan diri sebagai pendukung organisasi radikal itu.

Kasat Intel Polresta Bekasi Kota, Kompol Maryono saat dialog interaktif bertema “ISIS dan Gerakan Radikalisme dalam Perspektif Agama dan Negara” di NU Centre, Minggu (26/4) membeber karakteristik gerakan ISIS.  Ciri-ciri ISIS antara lain anti-demokrasi, menentang Pancasila dan menolak hukum negara demi menegakkan syariat Islam.

BACA JUGA: Kabupaten Bekasi Gelar Car Free Day yang Pertama Kali

Maryono mengungapkan, pada 15 Februari 2014 lalu, di salah satu masjid di Bekasi Selatan juga pernah dijadikan tempat deklarasi ISIS. Tak lupa dia menunjukkan bukti-bukti foto kegiatan itu.

Maryono menambahkan, kelompok itu  menamakan diri sebagai Jamaah Anshorut Tauhid (JAT). Mereka pernah melakukan aksi anarkistis di depan Kejaksaan Negeri Bekasi pada 18 Februari 2014 yang berujung pada penangkapan 19 orang yang dianggap sebagai provokator.

BACA JUGA: Waduh, Tiga Bulan Guru Honorer Madrasah Kerja Tanpa Gaji

Salah seorang yang aktif mengikuti kegiatan-kegiatan di atas juga hadir pada aksi dukungan ISIS di bundaran HI pada 11 Juni 2014, dan ketika acara ISIS di Masjid Fathullah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Bahkan, Islamic Centre pun kecolongan, mereka (ISIS) mengadakan pawai tarhib Ramadan pada 22 Juni 2014 sambil membawa bendera ISIS,” katanya.

Maryono menjelaskan, sistem rekrutmen ISIS melalui beberapa jalur, seperti dengan liqo (pengajian) dan indoktrinasi memperjuangkan khalifah (pemimpin Islam) dan khilafah (penerapan hukum Islam). Mereka juga menganggap kehilangan nyawa karena memperjuangkan agama Islam yang sesuai dengan pemahaman mereka berarti mati syahid.

BACA JUGA: Pemprov DKI Dapat Lahan Gratis untuk Gelar Jakarta Fair 2015

Maryono juga mengungkap penyandang dana ISIS dari Kelurahan Jatiasih berinisial AM, yang pernah mengikuti pelatihan beladiri ISIS di Cianjur dan sejak 1 Desember 2014 lalu telah berangkat ke Turki. “Radikalisme masuk lewat masjid-masjid dan lembaga pendidikan,” ujarnya.(radarbekasi/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mensos Khofifah Sebut Gagasan Ahok Ini sebagai Langkah Mundur


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler